- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 22:45 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Selasa, 29 Juli 2025 | 21:02 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 810
Lumajang, InfoPublik – Di tengah keterbatasan sistem layanan kesehatan yang belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat, Komunitas Amal Membantu Sesama (AMS) Lumajang hadir sebagai simbol nilai kemanusiaan yang hidup dan nyata. Tak hanya berperan sebagai organisasi sosial, AMS menjadi harapan utama bagi ratusan pasien penderita Kelainan Jantung Bawaan (KJB), penyakit serius yang dapat menyerang sejak bayi tanpa memandang latar belakang ekonomi.
Melalui pendampingan ke rumah sakit rujukan, advokasi hak-hak pasien, dan edukasi kesehatan secara langsung, AMS menghidupkan kembali semangat gotong royong. Mereka hadir membantu tanpa pamrih, mendampingi tanpa syarat, menjadikan pasien sebagai bagian dari keluarga besar mereka.
“Seminggu bisa dua hingga empat kali kami dampingi pasien ke Surabaya. Mereka bukan sekadar pasien, tapi keluarga,” ujar Ketua Komunitas AMS Lumajang, Endang Rumiati, dalam acara Talkshow Jelita di LPPL Radio Suara Lumajang, Selasa (29/7/2025).
Lebih dari jumlah pasien yang tertolong, nilai tertinggi dari perjuangan AMS adalah keberhasilan mereka menanamkan rasa peduli sebagai kekuatan penyembuh. Di tengah kenyataan sosial yang seringkali meminggirkan kelompok rentan, AMS menciptakan ruang hidup bagi anak-anak penderita KJB ruang yang menawarkan lebih dari pengobatan: keberpihakan dan kasih sayang.
Ketua Yayasan AMS Lumajang, Niken Suyani, menyatakan bahwa komunitas ini hadir sebagai bentuk nyata tanggung jawab sosial terhadap sesama. “Komunitas bisa menjadi jembatan. Kami ingin pasien KJB tidak merasa sendirian dalam perjuangan mereka,” ungkapnya.
AMS menjalankan peran dalam tiga pilar utama pelayanan kesehatan: preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Mereka tidak hanya mengantarkan pasien ke rumah sakit, tetapi juga mendampingi secara emosional dan administratif menjelaskan prosedur medis, memotivasi keluarga, hingga memastikan hak pasien terpenuhi secara menyeluruh.
Dengan lebih dari 100 pasien yang telah mereka bantu, AMS membuktikan bahwa kekuatan masyarakat dalam bergerak bersama mampu menghadirkan perubahan nyata. Keberadaan komunitas ini telah menjadi inspirasi sosial yang patut didukung oleh seluruh elemen, termasuk pemerintah daerah.
“Negara bisa hadir melalui kita, melalui gerakan komunitas. AMS siap menjadi bagian dari solusi nasional dalam penanganan kasus KJB,” tegas Niken.
AMS Lumajang bukan sekadar lembaga sosial, melainkan refleksi Indonesia yang menjunjung tinggi nilai kasih, gotong royong, dan solidaritas. Dari Lumajang, semangat kemanusiaan itu terus tumbuh dan menginspirasi Indonesia yang lebih peduli dan inklusif.
(MC Kab. Lumajang/Bob/An-m)