- Oleh MC KAB BALANGAN
- Rabu, 27 Agustus 2025 | 11:14 WIB
:
Oleh MC KAB MUSI BANYUASIN, Kamis, 31 Juli 2025 | 10:20 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 125
Sekayu, InfoPublik — Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) terus mengintensifkan respons cepat menghadapi potensi lonjakan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seiring puncak musim kemarau yang diprediksi terjadi pada Juli hingga Agustus 2025.
Langkah antisipatif ini ditunjukkan dengan kehadiran langsung Bupati Muba H. M. Toha bersama jajaran Forkopimda dalam Rapat Monitoring Situasi Terkini Penanganan Karhutla yang digelar secara virtual dari Ruang Rapat Griya Bumi Serasan Sekate, Senin (28/7/2025).
Turut mendampingi Bupati, Kapolres Muba AKBP God Parlasro Sinaga, Dandim 0401/Muba Letkol Kav Fredy Christoma Pramono Putra, serta para kepala organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
Rapat yang dipimpin langsung Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni tersebut juga diikuti Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, serta unsur TNI/Polri lainnya.
Dalam arahannya, Menteri Raja Juli mengapresiasi progres penanganan karhutla di berbagai daerah. Ia menilai keberhasilan tersebut ditopang oleh kerja bersama yang mengedepankan kolaborasi pusat-daerah dan pelibatan masyarakat.
"Kita adalah bangsa pembelajar. Kunci keberhasilan adalah menurunkan ego sektoral dan memperkuat sinergi lintas lembaga," tegasnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya penetapan status siaga darurat, terutama di wilayah rawan, guna memastikan kesiapsiagaan sejak dini. Edukasi publik dan penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran liar disebut sebagai prioritas utama.
Senada dengan itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menekankan bahwa penanganan karhutla harus berbasis data dan strategi yang adaptif.
"Penanganan harus prediktif, preventif, dan responsif. Status siaga darurat harus segera ditetapkan agar intervensi lapangan bisa optimal," ujarnya.
BNPB disebut telah mengerahkan bantuan udara, satgas darat, serta operasi modifikasi cuaca di sejumlah provinsi rawan seperti Sumsel, Riau, dan Jambi.
Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa perubahan dinamika cuaca yang cepat menuntut kewaspadaan tinggi dari seluruh pemangku kepentingan.
"Informasi cuaca dan sebaran hotspot kami sampaikan secara berkala sebagai dasar pengambilan keputusan di tingkat daerah," katanya.
Menanggapi arahan pusat, Bupati Muba H. M. Toha menyampaikan kesiapan penuh daerahnya dalam menghadapi musim kemarau dan mencegah kebakaran hutan dan lahan.
“Muba siap secara administratif dan taktis. Kami telah memperkuat patroli terpadu, peran aktif masyarakat, dan kesiapsiagaan satgas serta perangkat desa di wilayah rawan,” tegas Bupati.
Ia juga menegaskan bahwa Pemkab Muba tidak akan memberikan ruang bagi pelaku pembakaran liar dan akan terus menggencarkan edukasi masyarakat secara berkelanjutan.
Lebih lanjut, Bupati Toha menyampaikan bahwa koordinasi lintas sektor telah dilakukan dengan intensif, termasuk dengan TNI, Polri, dan instansi teknis.
“Kami berkomitmen menjaga kelestarian hutan dan lahan demi kesehatan dan masa depan generasi mendatang. Pencegahan adalah kunci, karena lebih baik mencegah daripada memadamkan,” ujarnya menutup pernyataan.
Dengan langkah strategis ini, Muba bertekad menjadi daerah percontohan dalam tata kelola lingkungan yang responsif, partisipatif, dan berkelanjutan.