- Oleh MC KAB BLORA
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 17:50 WIB
: Kepala DP4 Blora Ngaliman. Foto: MC Blora.
Oleh MC KAB BLORA, Kamis, 31 Juli 2025 | 01:37 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 178
Blora, InfoPublik - Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Ngaliman mengungkapkan serapan pupuk di wilayah setempat pada semester satu 2025 mencapai rerata 40 hingga 50 persen, dari total alokasi tahun ini.
“Total serapan urea 36.64 persen, dengan total jatah alokasi 67,500 ton, lalu NPK 43.93 persen dengan total jatah 50,000 ton, terakhir organik 52.86 persen dengan total jatah 5000 ton,” jelas Ngaliman di Blora, Rabu (30/1/2025).
Menurutnya, pupuk Urea di beberapa kecamatan belum maksimal serapannya, karena masih di bawah 30 persen.
“Kalau untuk NPK dan Organik sudah diatas 30 persen," ucapnya.
Disebutkan, serapan pupuk urea yang masih rendah ada di Kecamatan Cepu di angka 29,87 persen, lalu Sambong di angka 29.52 persen, Blora kota 25.52 persen, terkahir Ngawen 27.27 persen.
"Sementara untuk serapan pupuk terbaik ada di Kecamatan Jiken. Dengan rincian urea 55,27 persen, NPK 60,50 persen, dan organik 65 77 persen," terangnya.
Alokasi pupuk terdistribusi di 16 kecamatan, kata Ngaliman, terdapat tiga kecamatan dengan alokasi terbanyak, yakni Randublatung, Kunduran dan Todanan.
"Paling banyak Randublatung dengan jumlah 8.585 ton pupuk Urea dan 6.270 ton pupuk NPK, lalu organik 943 ton," terangnya.
Ngaliman menyebutkan ada empat kecamatan yang tidak mengusulkan alokasi pupuk organik, yakni Sambong, Jepon, Todanan dan Japah.
"Sesuai aturan, petani yang mendapatkan subsidi lahannya maksimal 2 hektare," jelasnya.
Kepala DP4 Blora Ngaliman menginformasikan, sebagai langkah antisipasi, pihaknya juga mendorong percepatan penyaluran pupuk di kecamatan yang realisasinya masih rendah. Namun penyaluran harus sesuai kebutuhan.
"Penyaluran harus disesuaikan dengan kebutuhan riil di lapangan. Tapi kita juga minta supaya penebusan dari kelompok tani dipercepat agar tidak menumpuk di akhir tahun," ujarnya.
Ditambahkan, harga eceran tertinggi (HET) pupuk Urea subsidi Rp2.250 per kilogram, pupuk NPK subsidi Rp2.300 per kilogram dan Rp800 per kilogram untuk pupuk Organik.
Pihaknya mengimbau agar alokasi yang sudah diberikan pemerintah bisa terserap maksimal oleh petani tahun ini.
“Agar hasil pertanian meningkat dan menjaga stabilitas harga pangan di Blora
dan mendukung ketahanan pangan di daerah," tambahnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengecer Pestisida (Aspenda) Naryoto menanggapi tidak maksimalnya serapan pupuk di Kabupaten Blora, pihaknya akan mengusulkan re-alokasi pupuk di beberapa kecamatan, pada semester dua tahun 2025.
"Beberapa kecamatan sudah baik, diangka 40 hingga 50 persen, nanti yang serapannya kurang baik kita usulkan untuk dapat diserap di kecamatan lainya. Sehingga akhir tahun dapat maksimal," terangnya. (MC Kab Blora/Teguh/Eyv).