- Oleh MC KAB SERDANG BEDAGAI
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 09:30 WIB
: Ilustrasi gempa/ Istimewa/ MC Tidore.
Oleh MC KOTA TIDORE, Kamis, 31 Juli 2025 | 08:30 WIB - Redaktur: Jhon Rico - 163
Halut, InfoPublik- Kapolres Halmahera Utara (Halut), Maluku Utara, AKBP Erlickson Pasaribu, mengimbau masyarakat agar tetap tenang terhadap informasi adanya peringatan dini tsunami dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Rabu (30/7/2025).
Imbauan tersebut disampaikan menyusul terjadinya gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,7 yang mengguncang wilayah pesisir timur Kamchatka, Rusia, pada pukul 08.24 WIT. Berdasarkan analisis BMKG, Halmahera Utara termasuk dalam wilayah dengan status waspada tsunami.
“Situasi Halmahera Utara saat ini masih aman dan terkendali. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan jangan mudah percaya isu-isu yang tidak jelas asal-usulnya. Polres bersama BPBD terus memantau perkembangan secara intensif,” ujar AKBP Erlickson Pasaribu di Halmahera Utara.
Ia menyampaikan bahwa sebagian masyarakat yang sempat mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing.
Ia menegaskan bahwa aparat keamanan akan tetap siaga apabila situasi berubah dan membutuhkan langkah evakuasi.
“Kalau ada perkembangan yang memang membutuhkan evakuasi, masyarakat bisa mengikuti instruksi dari aparat di lapangan. Jangan bertindak sendiri hanya berdasarkan informasi yang belum tentu benar,” kata dia
BMKG memperkirakan gelombang tsunami akan tiba di pesisir Halmahera Utara sekitar pukul 16.04 WIT dengan estimasi ketinggian di bawah 0,5 meter. Untuk itu, masyarakat diimbau menjauhi kawasan pantai dan tetap menunggu informasi resmi dari otoritas berwenang.
Selain Halmahera Utara, wilayah lain yang juga berada dalam status waspada tsunami meliputi Kepulauan Talaud, Kota Gorontalo, Manokwari, Raja Ampat, Biak Numfor, Supiori, Sorong bagian utara, Jayapura, dan Sarmi.
Gempa bumi yang terjadi di Kamchatka tersebut tercatat berada pada kedalaman 18 kilometer dan berpusat pada koordinat 52,51° LU dan 160,26° BT.
BMKG menjelaskan bahwa gempa tersebut merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng di Palung Kurile-Kamchatka, dengan mekanisme patahan thrust fault.
Hingga berita ini diturunkan, BMKG mencatat sedikitnya tujuh gempa susulan (aftershock), dengan magnitudo terbesar M6,9 dan terkecil M5,4. Belum terdapat laporan kerusakan atau dampak signifikan di wilayah Indonesia akibat aktivitas seismik tersebut.
(MC Tidore)