Kapolres Halut Imbau Warga Tetap Tenang Menyusul Peringatan Dini Tsunami

: Ilustrasi gempa/ Istimewa/ MC Tidore.


Oleh MC KOTA TIDORE, Kamis, 31 Juli 2025 | 08:30 WIB - Redaktur: Jhon Rico - 163


Halut, InfoPublik- Kapolres Halmahera Utara (Halut), Maluku Utara, AKBP Erlickson Pasaribu, mengimbau masyarakat agar tetap tenang terhadap informasi adanya peringatan dini tsunami dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Rabu (30/7/2025).

Imbauan tersebut disampaikan menyusul terjadinya gempa bumi berkekuatan magnitudo 8,7 yang mengguncang wilayah pesisir timur Kamchatka, Rusia, pada pukul 08.24 WIT. Berdasarkan analisis BMKG, Halmahera Utara termasuk dalam wilayah dengan status waspada tsunami.

“Situasi Halmahera Utara saat ini masih aman dan terkendali. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan jangan mudah percaya isu-isu yang tidak jelas asal-usulnya. Polres bersama BPBD terus memantau perkembangan secara intensif,” ujar AKBP Erlickson Pasaribu di Halmahera Utara.

Ia menyampaikan bahwa sebagian masyarakat yang sempat mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing.

Ia menegaskan bahwa aparat keamanan akan tetap siaga apabila situasi berubah dan membutuhkan langkah evakuasi.

“Kalau ada perkembangan yang memang membutuhkan evakuasi, masyarakat bisa mengikuti instruksi dari aparat di lapangan. Jangan bertindak sendiri hanya berdasarkan informasi yang belum tentu benar,” kata dia

BMKG memperkirakan gelombang tsunami akan tiba di pesisir Halmahera Utara sekitar pukul 16.04 WIT dengan estimasi ketinggian di bawah 0,5 meter. Untuk itu, masyarakat diimbau menjauhi kawasan pantai dan tetap menunggu informasi resmi dari otoritas berwenang.

Selain Halmahera Utara, wilayah lain yang juga berada dalam status waspada tsunami meliputi Kepulauan Talaud, Kota Gorontalo, Manokwari, Raja Ampat, Biak Numfor, Supiori, Sorong bagian utara, Jayapura, dan Sarmi.

Gempa bumi yang terjadi di Kamchatka tersebut tercatat berada pada kedalaman 18 kilometer dan berpusat pada koordinat 52,51° LU dan 160,26° BT.

BMKG menjelaskan bahwa gempa tersebut merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng di Palung Kurile-Kamchatka, dengan mekanisme patahan thrust fault.

Hingga berita ini diturunkan, BMKG mencatat sedikitnya tujuh gempa susulan (aftershock), dengan magnitudo terbesar M6,9 dan terkecil M5,4. Belum terdapat laporan kerusakan atau dampak signifikan di wilayah Indonesia akibat aktivitas seismik tersebut.

(MC Tidore)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB SERDANG BEDAGAI
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 09:30 WIB
Pemkab Sergai Salurkan Bantuan Warga Terdampak Puting Beliung
  • Oleh Jhon Rico
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 07:28 WIB
Menyulam Resiliensi: Komunikasi Risiko Bencana di Bumi Gora
  • Oleh Jhon Rico
  • Rabu, 20 Agustus 2025 | 11:25 WIB
Pemerintah Hadir di Tengah Warga Poso: Semangat Bangkit Pascagempa
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Minggu, 17 Agustus 2025 | 06:18 WIB
Pemkot Ternate Bangun Empat Unit Huntap untuk Korban Banjir Rua pada 2026
  • Oleh Jhon Rico
  • Jumat, 8 Agustus 2025 | 08:34 WIB
BNPB Gelar Pelatihan dan Pameran Logistik Regional Sumatera-Jawa
  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Kamis, 7 Agustus 2025 | 17:34 WIB
Pemprov Malut Susun Rencana Penanggulangan Bencana Daerah 2025-2029
  • Oleh Eko Budiono
  • Selasa, 5 Agustus 2025 | 09:45 WIB
Waspada, Erupsi Semeru Capai 800 Meter
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Kamis, 31 Juli 2025 | 05:33 WIB
KIP Gorontalo Apresiasi BMKG dan Pempriv Soal Info Potensi Tsunami
-->