- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Rabu, 27 Agustus 2025 | 10:30 WIB
: Salah satu penampilan tradisi lisan Mohungguli di Gelanggang Seni Pertunjukan (GSP) yang digelar Jurusan Pendidikan Sendratasik UNG. (Foto RAA)
Oleh MC PROV GORONTALO, Minggu, 3 Agustus 2025 | 09:39 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 168
Kota Gorontalo, InfoPublik - Dua puluh kelompok tampil apik di panggung gelanggang Seni Pertunjukan (GSP) yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik (Sendratasik) Universitas Negeri Gorontalo, Jumat (1/8/2025).
Para penampil itu berasal dari mahasiswa Pendidikan Sendratasik, sejumlah sekolah dan sanggar. Menariknya para pegiat seni itu tidak hanya remaja dewasa, bahkan siswa sekolah dasar pun menampilkan kemampuan terbaiknya.
GSP yang dibuka oleh Rektor Universitas Negeri Gorontalo Prof Eduart Wolok, merupakan ajang pencapaian pengajaran pendidikan seni pertunjukan di sekolah dan juga menjadi wahana edukasi bagi para guru seni budaya di sekolah.
Sajian Mohungguli berjudul Mbui Bungale Wau Keteli Hulawadi persembahkan oleh Sanggar Farabi. Mohungguli adalah tradisi lisan Gorontalo yang membawa nilai-nilai luhur yang ditanamkan kepada anak secara tidak langsung. Mohungguli memiliki fungsi sebagai sarana membangun karakter bangsa.
“Salah satu tujuan GSP ini adalah sebagai sarana untuk mengukur bagaimana pengajaran seni budaya di sekolah-sekolah,” kata La Ode Karlan Ketua Jurusan Pendidikan Sendratasik UNG, Sabtu (2/8/2025).
La Ode Karlan menuturkan, sebagai satuan pendidikan yang memproduksi guru seni budaya di sekolah Jurusan Pendidikan Sendratasik memiliki tanggung jawab untuk mengetahui sejauh mana pengajaran seni budaya di sekolah-sekolah.
Keingintahuan La Ode Karlan itu diungkapkan karena para pengajar atau guru seni budaya di sekolah-sekolah adalah alumni Jurusan Pendidikan Sendratasik.
Selain sebagai wadah unjuk kemampuan para siswa, dalam GSP ini juga digelar seminar nasional dengan pembicara utama Prof Dr Djohan seorang guru besar seni pertunjukan di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Di seminar nasional inilah para guru seni budaya dari berbagai sekolah ini mendapat energi dan ilmu pengetahuan untuk diterapkan di sekolah.
La Ode Karlan juga menjelaskan Gelanggang Seni Pertunjukan ini merupakan program tahunan yang selalu digelar dengan melibatkan para alumni yang sudah mengabdikan diri sebagai guru di sekolah-sekolah. Dengan cara ini Jurusan Pendidikan Sendratasik mampu memberi sumbangsih pemikiran dan ilmu pengetahuan untuk pemajuan kebudayaan di Gorontalo.
“Sekolah adalah salah satu sarana semua orang mendapat ilmu pengetahuan, melalui pendidikan setiap orang dikenalkan kepada kebudayaan, termasuk dalam upaya pelestariannya,: ujar La Ode Karlan.
Saat GSP digelar, sejumlah sekolah memastikan untuk bisa berpartisipasi dalam pertunjukan dan dan seminar nasionalnya. Ini kesempatan untuk mengetahui dan mengukur perkembangan pendidikan dan pengajaran seni budaya.
Hasil pelatihan seni pertunjukan di sekolah-sekolah ini yang dipentaskan di ajang GSP, animo sekolah sangat tinggi hingga panggung GSP ini berlangsung selama dua hari. Selama dua hari ini berbagai sekolah mementaskan seni pertunjukannya, juga beberapa sanggar dan mahasiswa. (mcgorontaloprov)