Harapan Baru Warga Manyeuw, Jembatan Rumadian Didorong Segera Diperbaiki

: Jembatan Rumadian yang Ambruk Lima Bulan Lalu. Foto: Harry


Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA, Jumat, 15 Agustus 2025 | 05:44 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 290


Langgur, InfoPublik – Penjabat (Pj) Kepala Desa (Kades) Rumadian, Rudolf Watratan, meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku segera merealisasikan perbaikan Jembatan Rumadian yang ambruk sejak 11 Maret 2025 lalu.

Jembatan tersebut merupakan akses utama penghubung antardesa (ohoi) di wilayah Kecamatan Kei Kecil Barat dan menjadi jalur penting menuju wilayah Timur Kei Kecil. Kondisi putus total ini telah berdampak besar terhadap aktivitas masyarakat, mulai dari pendidikan, perekonomian, hingga sektor pariwisata.

"Warga harus memutar sejauh 19 kilometer atau bahkan nekat menyeberang di atas rangka jembatan yang rusak demi bisa mencapai Kota Tual dan Langgur," ujar Rudolf di Desa Rumadian, Kecamatan Manyeuw, Kabupaten Maluku Tenggara, Rabu (13/8/2025).

Ia menegaskan bahwa kondisi ini sangat menyulitkan masyarakat, terutama anak-anak sekolah dan pedagang, yang setiap hari harus menghadapi risiko besar.

Rudolf mengungkapkan bahwa sebelumnya Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, telah menyampaikan komitmen untuk menangani perbaikan jembatan, setelah melakukan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi dan Balai Jalan dan Jembatan. Namun, setelah lima bulan berlalu, belum ada tindakan konkret di lapangan.

“Bahkan Bapak Uskup Amboina, Seno Ngutra, turun langsung meninjau lokasi dan mengunggah video di TikTok sebagai bentuk desakan kepada pemerintah,” ungkapnya.

Menjelang peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Rudolf berharap momentum ini dapat menjadi semangat baru bagi Pemprov Maluku untuk segera merealisasikan pembangunan kembali jembatan tersebut.

"Kami harap Pak Gubernur menjadikan tanggal 17 Agustus ini sebagai titik balik pembangunan infrastruktur yang adil. Ini bukan hanya soal jembatan, tetapi juga soal keadilan bagi warga Kecamatan Manyeuw," tegasnya.

Jembatan Rumadian bukan sekadar infrastruktur fisik, tetapi juga jembatan penghubung kehidupan sosial dan ekonomi warga. Keterlambatan penanganan dinilai menghambat pemerataan pembangunan dan memperbesar ketimpangan antarwilayah di Maluku Tenggara.

(MC.Maluku Tenggara/Adolof Labetubun)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:27 WIB
Sembako Murah Jadi Kado HUT ke-80 RI untuk Warga Maluku Tenggara
  • Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:24 WIB
Doa Bersama Lintas Agama, Kapolres Malra Tegaskan Pentingnya Persatuan
  • Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 15:26 WIB
Pesona Gerai Malra di Apkasi Otonomi Expo Buat Anggota DPR Ini Ingin Jadi Duta Wisata
  • Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 19:07 WIB
Petani Bawang Yafawun Bangkit dari Keterpurukan, Optimistis Hadapi Tantangan
  • Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 18:03 WIB
Meski Terbatas, ANBK SMPN Ur Pulau Sukses Dilaksanakan
  • Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
  • Selasa, 26 Agustus 2025 | 08:47 WIB
Pemkab Malra Susun Renstra Pendidikan 2025, Fokus pada Mutu Pembelajaran
  • Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
  • Selasa, 26 Agustus 2025 | 08:38 WIB
Dishub Malra Resmikan Kantor Baru, Layanan Transportasi Kian Efisien
  • Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
  • Minggu, 24 Agustus 2025 | 17:04 WIB
Wakil Bupati Malra: Gereja Mitra Strategis Pembangunan Daerah
-->