- Oleh MC PROV RIAU
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 10:13 WIB
: Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra (baju putih) saat meninjau salah satu peserta Lomba Memasak
Oleh MC KAB BULELENG, Kamis, 21 Agustus 2025 | 14:07 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 120
Buleleng, InfoPublik - Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) menggelar Lomba Memasak "Isi Piringku Cegah Stunting" sebagai sebuah langkah inovatif dan konkret untuk menekan kembali angka kekerdilan pada anak (stunting) yang sempat menunjukkan tren kenaikan.
Lomba yang diadakan di Gedung Wanita Laksmi Graha Singaraja pada Kamis (21/8/2025) itu secara resmi dibuka oleh Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra, dan diikuti oleh perwakilan dari sembilan TP PKK Kecamatan se-Kabupaten Buleleng.
Bupati Sutjidra menyampaikan keprihatinannya atas hasil survei terbaru yang menunjukkan kenaikan tren kasus stunting.
Ia mengaku mempertanyakan metodologi survei tersebut, mengingat capaian sebelumnya dimana Buleleng berhasil menurunkan angka stunting hingga ke level 6,1 persen.
"Meskipun begitu, hasil survei ini harus menjadi peringatan bagi semua pihak untuk bergerak lebih cepat dalam penanganan stunting," tegas Sutjidra.
Lomba memasak itu secara khusus mengusung pemanfaatan bahan pangan lokal, terutama hasil perikanan yang menjadi potensi unggulan Buleleng dengan garis pantai sepanjang 157 km.
Bupati yang berasal dari Desa Bontihing itu mengingatkan pentingnya metode memasak yang tepat untuk menjaga kandungan gizi. "Kurangi penggunaan minyak goreng karena dapat menghilangkan kandungan omega 3 pada ikan yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak," jelasnya.
Ia juga berharap kegiatan ini tidak berhenti hanya sebagai seremonial belaka.
Sutjidra menginstruksikan agar setelah lomba, harus ada standarisasi resep yang disosialisasikan hingga ke kader PKK di tingkat kecamatan dan desa.
Resep-resep ini nantinya diharapkan dapat menjadi panduan, khususnya dalam menangani ibu hamil berisiko tinggi dan bayi dengan berat lahir rendah.
"Saya menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk menganggarkan program pembinaan posyandu khusus penanganan stunting," tuturnya.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kabupaten Buleleng, Wardhany Sutjidra, mengatakan bahwa lomba itu merupakan implementasi dari sepuluh program pokok PKK.
Stunting terjadi akibat anak tidak mendapatkan asupan gizi memadai dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun.
"Menu pencegah stunting harus kaya protein, zat besi, kalsium, vitamin, dan mineral dengan memanfaatkan bahan lokal seperti ikan kembung, telur, hati ayam, kacang-kacangan, dan sayuran," paparnya.
Kreasi menu dari masing-masing kecamatan dinilai oleh dewan juri yang berkompeten, terdiri dari perwakilan Indonesian Chef Association (ICA), ahli gizi dari Dinas Kesehatan, dan perwakilan PKK.
Setiap tim peserta yang terdiri dari tiga orang ditantang untuk menyajikan menu bergizi seimbang dengan mengedepankan bahan-bahan utama lokal.
Kegiatan yang menjadi bagian dari rangkaian Buleleng Festival 2025 ini didanai melalui APBD Perubahan Kabupaten Buleleng Tahun 2025, menunjukkan komitmen kuat pemerintah daerah dalam mendukung upaya penurunan stunting melalui pendekatan budaya dan pemberdayaan masyarakat secara langsung. (MC Kab. Buleleng/dra)