- Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:27 WIB
: Asisten II Setdaprov Gorontalo Jamal Nganro saat memimpin rapat bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Ruang Huyula, Gubernuran, Senin (25/8/2025). (Foto : Mila)
Oleh MC PROV GORONTALO, Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:34 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 84
Kota Gorontalo, InfoPublik - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Gorontalo mempercepat sejumlah langkah strategis untuk mengendalikan laju inflasi yang terjadi pada Juli 2025. Langkah-langkah tersebut dirumuskan dalam rapat teknis yang dipimpin langsung oleh Asisten II Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo, Jamal Nganro, di Ruang Huyula Kantor Gubernur, Senin (25/8/2025).
Rapat yang dihadiri oleh Badan Pusat Statistik (BPS) serta instansi terkait ini membahas secara mendalam capaian inflasi bulan Juli dan merancang strategi penanganan ke depan.
Jamal menekankan pentingnya kerja sama perdagangan antardaerah dengan provinsi tetangga seperti Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, hingga Kalimantan Timur untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga.
Fokus utama penanganan inflasi di Gorontalo adalah pada komoditas bahan pangan pokok, terutama beras, yang menjadi penyumbang inflasi terbesar.
Jamal mengatakan, bahwa monitoring ketersediaan stok beras di tingkat penggilingan akan secara ketat dilakukan. Ia juga meminta Perum Bulog untuk mempercepat distribusi beras Stabilisasi Harga dan Pasokan (SPHP) yang masih tersisa sekitar 3.500 ton dari total kuota 4.090 ton untuk Gorontalo.
“Dengan percepatan distribusi, terutama di Kabupaten Gorontalo yang menyumbang inflasi tertinggi, kita berharap angka inflasi bisa terkendali. Kami juga mendorong pemanfaatan aplikasi SPHP agar pedagang pasar dan ritel dapat mengakses pasokan dari Bulog secara langsung,” kata Jamal.
Selain beras, komoditas lain seperti tomat, bawang merah, serta ikan cakalang dan ikan tongkol (tude) juga turut memicu kenaikan harga.
Untuk mengatasi hal itu, TPID meminta Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Diskumperindag) Provinsi Gorontalo untuk aktif memediasi harga antara pedagang dan penggilingan agar proses penyaluran komoditas tidak terkendala.
Berdasarkan data yang dirilis BPS, inflasi Provinsi Gorontalo pada Juli 2025 secara year on year (y-on-y) tercatat sebesar 2,40 persen.
Tomat menjadi komoditas dengan sumbangan inflasi tertinggi sebesar 0,76 persen, disusul oleh beras sebesar 0,50 persen, dan cabai rawit sebesar 0,37 persen. Langkah-langkah yang diambil TPID diharapkan dapat segera menstabilkan harga dan menekan angka inflasi di bulan-bulan berikutnya. (mcgorontaloprov/mila)