- Oleh MC PROV SUMATERA BARAT
- Kamis, 28 Agustus 2025 | 08:21 WIB
: Gubernur Sumbar berfoto bersama dalam acara Minangkabau Sharia Investment (MiSI) 2025 di Aula Kantor Gubernur, Selasa (26/08/2025). (foto: MC Sumbar)
Oleh MC PROV SUMATERA BARAT, Kamis, 28 Agustus 2025 | 08:23 WIB - Redaktur: Wahyu Sudoyo - 84
Sumbar, Infopublik - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi, menilai Sumbar memiliki peluang besar untuk menjadi pusat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah nasional yang diawali dengan memperkuat literasi investasi syariah di tengah masyarakat.
Hal ini dinilai penting karena berdasarkan data Pemprov Sumbar, sekitar 98 persen masyarakat Sumbar beragama Islam dan memegang teguh falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) yang sejalan dengan prinsip keuangan syariah. Namun, rendahnya pemahaman membuat sebagian masyarakat masih rentan terjebak pada praktik investasi ilegal.
“Sumbar punya modal sosial dan budaya yang kuat untuk mengembangkan investasi syariah. Tapi literasi yang lemah membuat masyarakat kita mudah tergiur investasi ilegal. Karena itu edukasi keuangan syariah menjadi sebuah kebutuhan,” ujar Gubernur Sumbar saat membuka Minangkabau Sharia Investment (MiSI) 2025 di Aula Kantor Gubernur, Selasa (26/08/2025).
Ia mengajak generasi muda untuk berani memanfaatkan peluang pasar modal syariah yang terus berkembang. Menurutnya, instrumen seperti saham syariah, sukuk, dan reksa dana dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi daerah bila dikelola dengan pemahaman yang tepat.
“Kita membutuhkan anak-anak muda yang melek finansial, mampu mengelola investasi dengan cerdas, dan menjadikannya energi baru untuk menggerakkan ekonomi Sumbar,” ungkapnya.
MiSI 2025 merupakan program kolaboratif antara Yayasan Zahabat Eksyar Indonesia (ZEI), Bursa Efek Indonesia (IDX), dan BeraniKarya.id. Acara ini menghadirkan sekitar 100 peserta dari kalangan generasi muda dengan skema talkshow interaktif.
Sejumlah narasumber dari IDX, OJK, dan KISI Sekuritas memberikan pemahaman mengenai mekanisme investasi syariah, regulasi perlindungan investor, hingga strategi aman berinvestasi sesuai prinsip syariah.
Direktur Eksekutif ZEI, Reza Firmansyah Hasibuan, mengatakan, MiSI 2025 menjadi jembatan untuk meluruskan persepsi anak muda tentang investasi.
“Masih banyak yang menganggap investasi itu rumit atau bertentangan dengan syariat. Lewat MiSI, kami ingin menunjukkan bahwa pasar modal syariah adalah ruang investasi yang aman, transparan, dan sesuai nilai Islam,” ujarnya.
Acara yang bertema “Merdeka Finansial Tanpa Riba: Saatnya ke Pasar Modal Syariah” ini mendapat dukungan dari KDEKS Sumbar, Bank Indonesia, OJK, MES, serta komunitas mahasiswa. Antusiasme peserta terlihat dari diskusi interaktif terkait peluang investasi, mitigasi risiko, hingga akses ke produk keuangan syariah. (adp/hm/Diskominfotik Sumbar)