- Oleh MC KAB BLORA
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 17:50 WIB
: Puluhan siswa SRMA 18 Blora mulai tinggal di asrama dan mengikuti MPLS. Foto : MC Blora.
Oleh MC KAB BLORA, Selasa, 15 Juli 2025 | 11:31 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 193
Blora, InfoPublik - Kepala Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 18 Blora, Tri Yuli Setyoningrum mengatakan puluhan siswa antusias hadir pada hari pertama masuk sekolah.
“Untuk hari pertama ini murid-murid langsung tinggal di asrama untuk mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Karena ini masih hari pertama dan orang tua mungkin kangen, masih kami bebaskan asal tidak mengganggu jam pembelajaran,”ujarnya, Senin (14/7/2025).
Dijelaskannya, kegiatan dimulai pada pukul 06.30 WIB pehaknya sudah siap menerima murid-murid. Setelah itu registrasi dan pembagian kamar asrama.
“Setelah itu anak-anak memulai tes kesehatan oleh Dinas Kesehatan Daerah. Dilanjut ada lari untuk tes kebugaran jasmani murid-murid. Tempat lari di Lapangan Tuk Buntung, larinya tadi 1.600 meter,” terangnya.
Ia menambahkan, untuk hari pertama itu ada zoom dengan Menteri Sosial, Menteri Pendidikan dan Menteri Kesehatan.
Tri Yuli menyampaikan, untuk jam jenguk bisa sore hari dan diluar jam pelajaran. Untuk kepulangan siswa nanti dijadwalkan.
“Ketika libur semester anak-anak boleh pulang. Bahkan untuk kepulangan nanti difasilitasi. Untuk siswa ini tersebar di 11 kecamatan di Blora. Terjauh ada dari Desa Wukursari Kecamatan Todanan dan paling dekat ada di Kecamatan Cepu,” bebernya.
Yuli menyampaikan, untuk fasilitas SRMA sudah lengkap. Namun, untuk seragam sekolah, seragam sehari-hari, laptop atau notebook masih belum sampai.
“Laptop nanti untuk pembelajaran dan perlengkapan lain masih menunggu proses dari 37 titik lainnya. Pengadaan seragam ini mungkin butuh waktu dan tidak akan mempengaruhi pembelajaran jika perlengkapan belum memenuhi,” jelasnya.
Salah satu orang tua siswa yang berasal dari Desa Klopoduwur Kecamatan Banjarejo, Eni Purwati tidak kuasa menahan air mata saat harus berpisah dengan anaknya. Pasalnya, ia belum terbiasa jauh dengan anak.
“Saya bangga dengan anak yang mau dan semangat untuk sekolah disini. Saya sangat berterima kasih sekali dengan adanya sekolah gratis ini, dengan keadaan yang susah dan tidak mampu ini bisa ada program sekolah gratis,” ucapnya.
Ia mengetahui SRMA 18 Blora membuka pendaftaran itu dari pendamping program keluarga harapan (PKH).
Eni juga membawakan keperluan baju anak, baju sehari-hari dan uang saku untuk anak.
“Saat hari libur saya usahakan menjenguk, kasihan kalau tidak dijenguk. Saya sebagai ibu rumah tangga dan ayah hanya bertani senang ada program sekolah rakyat,” ungkapnya.
Salah satu orang tua siswa SRMA 18 warga Desa Ketuwan Kecamatan Kedungtuban, Sulastri mengaku rela melepas anak laki-laki kesayangannya untuk tinggal di SRMA 18 Blora.
“Demi kebaikan anak untuk lebih mandiri, pintar dan menjadi lebih baik dengan belajar di sekolah rakyat. Dari sekolah kan duah ada semua, jadi dibawain baju sama doa saja,”imbuhnya.
Ia mengaku, saat anak masih SMP sudah di pondok. Jadi terbantu dan anak sudah terbiasa ditinggal.
“Mudah-mudahan anak bisa dapat biaya sampai kuliah, harapannya seperti itu,” harapnya
Sementara itu, tangis haru serta doa diberikan orang tua kepada anaknya yang mulai menempati asrama Sekolah Rakyat.
Untuk diketahui 50 remaja yang terpilih sebagai siswa SRMA berasal dari kalangan masyarakat kurang mampu. Dari jumlah tersebut, 17 siswa berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya perempuan. (MC Kab. Blora/Teguh/Eyv).