Wali Kota Probolinggo Launching Sekolah Rakyat, Siapkan Generasi Unggul Lewat Pendidikan Inklusif

Mayangan, Infopublik — Sebuah langkah penting dalam pemerataan akses pendidikan kembali ditorehkan Kota Probolinggo. Melalui peluncuran Sekolah Rakyat Terintegrasi 7, sebanyak 100 siswa dari keluarga tidak mampu kini mendapat kesempatan emas untuk mengenyam pendidikan bermutu secara gratis dan penuh fasilitas.

Program ini diresmikan langsung oleh Wali Kota Probolinggo, Aminuddin, dalam sebuah apel perdana yang berlangsung di halaman Rusunawa Mayangan. Kegiatan ini menjadi tonggak sejarah bagi Probolinggo, yang menjadi salah satu dari 13 daerah di Jawa Timur yang ditunjuk menjalankan Program Sekolah Rakyat sesuai dengan Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 151/HUK/2025.

Program Sekolah Rakyat bukan sekadar memberikan ruang belajar, tetapi juga merancang sistem pendidikan terintegrasi. Para siswa mendapatkan: Pendidikan tingkat SMP dan SMA, Fasilitas asrama, Tiga kali makan sehari, Seragam dan perlengkapan sekolah, Pembelajaran berbasis digital: 1 anak 1 laptop, dan Kelas karakter dan pengembangan soft skill di malam hari

Wali Kota Aminuddin menekankan bahwa program ini merupakan upaya konkret pemerintah dalam memberi kesempatan yang adil bagi anak-anak prasejahtera, agar tidak terpinggirkan oleh sistem.

“Jangan minder karena latar belakang ekonomi. Tantangan bangsa ini besar, dan kalian semua adalah calon pelaku pembangunan. Sekolah Rakyat adalah tempat menyiapkan kalian menjadi pemimpin masa depan,” tegas Aminuddin.

Wali Kota juga membagikan kisah pribadi yang menyentuh. Ia menceritakan bagaimana dirinya berasal dari keluarga sederhana — anak seorang guru yang hanya bergaji Rp2.500 sebulan dan harus menghidupi delapan anak.

“Saya bangun sebelum subuh, belajar di waktu tahajud, dan terbiasa hidup disiplin. Jika saya bisa sampai di titik ini, kalian juga bisa. Kuncinya adalah semangat dan ketekunan,” ujar Aminuddin, yang kini juga berprofesi sebagai dokter.

Kisah ini menjadi motivasi kuat bagi para siswa, bahwa keterbatasan ekonomi bukan alasan untuk menyerah pada keadaan.

Ketua Guru Sekolah Rakyat, Susilowati, menjelaskan bahwa metode pembelajaran menggunakan sistem digital modern, dengan pendekatan “1 anak 1 laptop”. Siswa belajar full day school, mulai pukul 07.00 hingga 14.00 untuk tingkat SMP, dan hingga pukul 15.00 untuk tingkat SMA. Setelah jam pelajaran, kegiatan karakter dilanjutkan di asrama.

“Kami ingin anak-anak tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga kuat dalam karakter, punya etika, disiplin, dan semangat gotong royong,” jelas Susilowati.

Kegiatan apel ini juga disusul dengan sarapan bersama seluruh siswa, penyerahan seragam, serta peninjauan fasilitas asrama dan kelas oleh jajaran pejabat daerah dan staf dari Kementerian Sosial.

Kehadiran Sekolah Rakyat Terintegrasi 7 menjadi bukti bahwa pemerintah daerah hadir secara konkret di garis depan pemberdayaan masyarakat rentan. Dengan memberikan fasilitas menyeluruh dan lingkungan belajar yang mendukung, program ini membuka peluang generasi muda untuk memutus rantai kemiskinan dan membangun masa depan yang lebih cerah. (dev/pin)