Kemenko Pangan: Program MBG Sebaiknya Optimalkan Bahan Pangan Lokal

: Sejumlah siswa menyantap makanan bergizi gratis di SDN 2 Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (4/8/2025). Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Regional Sulawesi Tenggara mencatat hingga 31 Juli 2025 penerima manfaat program makan bergizi gratis (MBG) mencapai 70.000 jiwa terdiri dari 66.000 peserta didik PAUD hingga SMA serta 4.000 kelompok 3B (Bumil, Busui, dan Balita). (ANTARA FOTO/Andry Denisah/YU)


Oleh Ismadi Amrin, Selasa, 12 Agustus 2025 | 06:16 WIB - Redaktur: Kristantyo Wisnubroto - 144


Jakarta, InfoPublik - Deputi Bidang Koordinasi Keterjangkauan dan Keamanan Pangan Kemenko Pangan, Nani Hendiarti, menekankan pentingnya sinergi antarpihak untuk memanfaatkan bahan pangan lokal secara optimal untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Program ini sebaiknya tidak mengambil bahan pokok MBG dari luar daerah apabila tersedia di Morotai, seperti ikan dan komoditas lain. Peran pemerintah daerah sangat dibutuhkan untuk mendorong petani, nelayan, peternak, dan mitra lokal,” kata Nani dalam siaran pers yang diterima pada Senin (11/8/2025).

Menurut Nani Hendiarti, pelaksanaan MBG di daerah 3T (terluar, tertinggal, terdepan) memiliki tantangan berbeda dibanding wilayah lain. “Kami datang untuk mendapatkan data lapangan sebanyak mungkin agar solusi yang diambil tepat sasaran. Program ini tidak hanya memberikan gizi kepada anak-anak, tetapi juga menciptakan perputaran ekonomi dan lapangan kerja di Morotai,” jelasnya saat meninjau pelaksanaan Makan Bergizi Gratis di Morotai, Maluku Utara.

Dari sisi kualitas gizi, Direktur Tata Kelola Pemenuhan Gizi Badan Gizi Nasional (BGN), Sitti Aida Adha Taridala, menekankan bahwa keberhasilan MBG diukur bukan hanya dari jumlah penerima manfaat, tetapi juga dari mutu dan keberlanjutan menu. Apalagi MBG ini merupakan program prioritas nasional pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. 

“Setiap menu MBG harus memenuhi standar gizi dengan kombinasi karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral sesuai panduan teknis. Dapur MBG di Morotai perlu memanfaatkan ikan segar, sayur, buah, dan bahan pokok lokal yang memenuhi kriteria keamanan pangan,” tegasnya.

Untuk itu, Sitti menambahkan, penguatan tata kelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) akan dilakukan melalui pelatihan pengelola, standarisasi peralatan dapur, dan pengawasan rantai pasok. “Dengan pengelolaan yang baik, kita tidak hanya memberi makan, tapi membangun generasi yang sehat, cerdas, dan siap berkompetisi,” ujarnya.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 13:36 WIB
Program 3 Juta Rumah, Berpotensi Dorong Pertumbuhan UMKM
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 17:27 WIB
SMPN 1 Bogor Matangkan Persiapan Sambut MBG di September 2025
  • Oleh MC PROV BANTEN
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 19:20 WIB
Pembangunan Dapur SPPG di Banten Ditargetkan Rampung 2025
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 15:22 WIB
MBG Disambut Positif di TK Negeri Mexindo, Menu Sehat sesuai Usia Anak
  • Oleh Ismadi Amrin
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 10:08 WIB
Hingga 28 Agustus 2025, 6.720 SPPG telah Beroperasi
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 20:35 WIB
Siswa SMKN 3 Bogor Antusias Ikuti Program MBG
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 20:43 WIB
Mendes PDT: Kopdes Merah Putih tak akan Merugi
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 20:28 WIB
Program MBG Bantu Siswa SMKN 3 Bogor Terpenuhi Gizi Sejak Pagi
-->