- Oleh Putri
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 13:36 WIB
: Menko PMK Pratikno bersama Menko Polkam Budi Gunawan. Foto: Kemenko PMK
Jakarta, InfoPublik - Penanganan Tuberkulosis (TB) harus menjadi agenda prioritas nasional. Penegasan ini sejalan dengan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo Subianto, yang salah satu fokus utamanya adalah eliminasi TBC.
Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno saat memberikan arahan pada Forum Delapan Gubernur Percepatan Eliminasi TBC pada Selasa (26/8/2025).
Pratikno meminta seluruh kepala daerah untuk segera mengaktifkan dan mengefektifkan Tim Percepatan Penanggulangan TBC (TP2TB) di provinsi maupun kabupaten/kota.
"Tolong aktifkan dan efektifkan TP2TB. Ini tidak bisa lagi ditunda, situasinya sudah urgent. Di provinsi dan kabupaten/kota, mohon segera diaktifkan, lakukan rapat perdana, reaktivasi, dan susun roadmap eliminasi TBC," kata Pratikno.
Lanjutnya, posisi Indonesia sudah ranking ke-2 di dunia setelah India untuk jumlah kasus orang dengan TBC. India 25,8 persen, sedangkan Indonesia 10,1 persen berdasarkan Global TB Report WHO, 2024.
Ia mengingatkan bahwa dampak TBC bukan hanya medis, tetapi juga sosial dan ekonomi. Lebih dari separuh penderita TBC mengalami penurunan produktivitas hingga kehilangan pekerjaan.
"Penularannya pun bisa terjadi di lingkungan keluarga maupun masyarakat luas, tidak memandang kelas sosial. Karena kematiannya ini lebih tinggi, tidak hanya kelas sosial ekonomi bawah tapi juga kelas sosial ekonomi atas," kata Pratikno.
Ia juga menekankan bahwa TBC tidak bisa ditangani hanya dengan pendekatan medis saja. Faktor sosial, stigma, kepatuhan minum obat, akses ke layanan kesehatan, kondisi lingkungan yang tidak sehat.
Hingga kemiskinan menjadi akar masalah yang harus diatasi bersama. Karena itu, Pratikno mengatakan koordinator lintas sektor dan komitmen kepala daerah menjadi kunci keberhasilan.
"Kami harapkan Bapak Ibu kepala daerah lebih sering bicara persoalan TBC supaya bisa naik tinggi sebagai awareness di masyarakat. Case finding, contact tracing, pengobatan, dan pencegahan harus diperkuat," ujar Pratikno.