- Oleh Putri
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 13:36 WIB
: Irjen Pol. Imam Prijantoro, selaku AKU Tingkat I Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum) Polri, meninjau langsung dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Bengkulu/ dok. Divhumas Polri.
Jakarta, InfoPublik - Batalyon B Pelopor Satbrimobda Bengkulu menjadi saksi komitmen kuat aparat kepolisian dalam mendukung program nasional. Tak hanya sekadar menegakkan hukum, kali ini Polri hadir sebagai pengawal masa depan bangsa melalui pengawasan pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kehadiran Irjen Pol. Imam Prijantoro, selaku AKU Tingkat I Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum) Polri, tidak sekadar seremonial.
Ia bersama tim audit meninjau langsung dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana ribuan paket makanan bergizi diproses dan didistribusikan kepada pelajar di Bengkulu pada Minggu, (24/8/2025).
“Program pemenuhan gizi untuk pelajar adalah implementasi nyata dari program Makan Bergizi Gratis yang digagas Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Ini menjadi fondasi penting agar generasi muda tumbuh sehat, cerdas, dan siap menjadi generasi emas Indonesia di masa depan,” ujar Irjen Imam dikutip dari keterangan resminya, Selasa (26/8/2025).
Sementara itu, Kapolda Bengkulu, Irjen Pol. Mardiyono menyataan bahwa kegiatan ini menjadi bukti bahwa program MBG bukan hanya program kementerian, tetapi telah menjadi gerakan lintas sektor.
Polri, tegas dia, sebagai mitra strategis pemerintah, memainkan peran penting dalam memastikan bahwa implementasi program berjalan efektif, transparan, dan menyentuh sasaran yang tepat.
“Perhatian terhadap gizi pelajar adalah bagian dari kontribusi Polri dalam mendukung kebijakan negara, sekaligus mendekatkan pelayanan kepada masyarakat,” kata Irjen Pol. Mardiyono.
Tak hanya menekankan peran pengawasan, Itwasum juga memberikan sejumlah catatan strategis, mulai dari penguatan koordinasi antarinstansi, perluasan jangkauan ke daerah pelosok, hingga perlunya mekanisme evaluasi yang lebih adaptif.
Semua ini dilakukan demi satu tujuan anak-anak Indonesia tidak boleh lapar, apalagi kekurangan gizi.