- Oleh Wahyu Sudoyo
- Kamis, 28 Agustus 2025 | 20:43 WIB
:
Oleh Ismadi Amrin, Rabu, 27 Agustus 2025 | 21:45 WIB - Redaktur: Untung S - 140
Jakarta, InfoPublik - Koordinator Ketua Pelaksana Harian Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/ Kelurahan Merah Putih (KDMP) Ferry Juliantono mengatakan bahwa pihaknya tengah fokus mengidentifikasi aset desa yang terbengkalai agar bisa dimanfaatkan untuk kegiatan bisnis koperasi.
Kesiapan aset desa menjadi pondasi utama dalam mempercepat pengoperasian KDMP. Koperasi tidak akan dapat bergerak optimal tanpa dukungan aset fisik. Fasilitas seperti balai desa, bangunan sekolah yang sudah tidak dipakai, maupun aset eks-PT Pos Indonesia dinilai bisa diberdayakan untuk mendukung operasional koperasi.
“Data jumlah dan lokasi aset harus dipetakan dengan jelas agar bisa segera digunakan. Targetnya, pada periode Agustus–September ini, Kopdes/Kel Merah Putih sudah memasuki tahap operasional,” jelas Ferry dalam keterangan tertulis yang diterima pada Rabu (27/8/2025).
Menurut Ferry, data aset yang dilaporkan oleh berbagai kementerian maupun pemerintah daerah akan dikompilasi melalui microsite khusus. Hal ini diharapkan mempercepat target pemerintah untuk mengoperasikan 15 ribu koperasi pada Agustus 2025.
“Kalau tidak ada dukungan aset fisik, koperasi sulit beroperasi. Karena itu, ketersediaan infrastruktur dan kelembagaan wajib dipastikan,” tegas Ferry.
Microsite Khusus
Kementerian Koperasi (Kemenkop) bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) berkolaborasi untuk memperkuat digitalisasi Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih.
Kolaborasi ini berfokus pada penguatan Sistem Informasi Koperasi Desa (Si Kopdes). Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi menyatakan kerja sama ini bertujuan untuk mengoptimalkan layanan microsite "Si Kopdes" sebagai wadah digitalisasi koperasi di Indonesia.
“Kami berkolaborasi untuk mewujudkan digitalisasi koperasi di Indonesia, terutama memperkuat ekosistem digital dalam pengelolaan Koperasi Desa Merah Putih,” ucap Budi Arie.
Menurut Budi Arie, ada lima isu strategis yang akan menjadi fokus kerja sama kedua kementerian, yaitu: konektivitas jaringan, data center, aplikasi platform, pengelolaan komunikasi publik dalam operasionalisasi Kopdes/Kel Merah Putih, dan pelatihan literasi digital dan digital talent sumber daya manusia.
Budi mengatakan informasi mengenai pelatihan ini nantinya akan dimuat dalam microsite "Si Kopdes" untuk mempermudah sosialisasi dan pembaruan data secara mandiri.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal Komdigi, Ismail menegaskan komitmen pihaknya dalam menyediakan infrastruktur digital. Pihaknya memprioritaskan penguatan infrastruktur di daerah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T), yang sering kali tidak terlayani secara komersial.
“Kami ada program untuk daerah 3T yang memang tidak terlayani secara komersial, itu wilayahnya Komdigi,” kata Ismail.
Ismail menambahkan Komdigi akan memastikan ketersediaan konektivitas, terutama bandwidth, di area-area tersebut. Ia juga menyebut Komdigi akan mengoptimalkan penggunaan koneksi satelit di 27.800 titik akses internet di seluruh Indonesia untuk menjangkau lokasi terpencil.