Menteri ESDM Ingatkan Pentingnya Ekonomi Berkelanjutan di Pertambangan

: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia saat acara


Oleh Eko Budiono, Senin, 30 Juni 2025 | 10:23 WIB - Redaktur: Untung S - 282


Jakarta, InfoPublik - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan pentingnya ekonomi yang berkelanjutan di daerah, yang menjadi lokasi proyek pertambangan dan hilirisasi.

Hal tersebut disampaikan Bahlil, melalui keterangan resmi, usai Groundbreaking Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi Konsorsium ANTAM-IBC-CBL, proyek ekosistem baterai berbasis nikel terintegrasi pertama di dunia dan terbesar di Asia Tenggara, di Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6/2025).

"Kami laporkan bahwa atas arahan Bapak Presiden, kita jangan sampai menjadi negara kutukan sumber daya alam. Artinya setelah tambang ini selesai harus ada diversifikasi hilirisasi apa yang akan kita bangun. Nah proposal Fsnya (Feasibility Study) atau studi kelayakan sudah disampaikan kepada kami. Bahwa kita memikirkan mulai sekarang pasca tambang investasi apa yang akan dibangun di sana," ungkap Bahlil.

Bahlil melanjutkan, proposal studi kelayakannya (feasibility study/FS) proyek tersebut sudah disampaikan kepada kementeriannya.

"Kita memikirkan mulai sekarang bagaimana pascatambangnya, investasi apa yang akan dibangun di sana," ungkapnya.

Menurut Bahlil, pada proyek tersebut, telah direncanakan pembangunan pusat ekonomi baru di sektor perikanan dan perkebunan pada tahun ke-8 hingga ke-9 proyek berjalan.

Pusat ekonomi baru tersebut akan dibangun dengan memanfaatkan lahan bekas tambang.

"Begitu tambang selesai, tetap perputaran ekonomi di daerah terus berjalan," ujar Bahlil.

Proyek Pertama di Dunia

Proyek ekosistem industri baterai listrik terintegrasi konsorsium Antam-IBC-CBL merupakan ekosistem baterai berbasis nikel terintegrasi pertama di dunia dan terbesar di Asia Tenggara.

Ekosistem itu mulai dari pertambangan nikel di Halmahera Timur, Maluku Utara, hingga produksi baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat.

Proyek strategis nasional (PSN) tersebut menelan investasi senilai 5,9 miliar dolar AS dan mencakup area seluas 3.023 hektare serta mampu menyerap 35 ribu tenaga kerja langsung, pertumbuhan ekonomi lokal, dan 18 proyek infrastruktur dermaga multifungsi.

Secara keseluruhan, proyek akan memiliki kapasitas produksi baterai kendaraan listrik sebesar 6,9 GWh, yang kemudian akan ditingkatkan menjadi 15 GWh.

Hal tersebut akan mengokohkan posisi Indonesia sebagai produsen baterai kendaraan listrik terbesar di Asia Tenggara.

Nantinya, industri baterai listrik terintegrasi itu diproyeksikan dapat menyuplai baterai bagi 300 ribu kendaraan yang dapat mengurangi impor BBM hingga 300 ribu kiloliter per tahunnya.
 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB NAGAN RAYA
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 04:41 WIB
Wabup Nagan Raya: KUA-PPAS 2026 Selaras Kebijakan Nasional
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Rabu, 20 Agustus 2025 | 02:01 WIB
Riau Masa Depan Investasi Global, Hilirisasi Jadi Prioritas
  • Oleh Tri Antoro
  • Jumat, 15 Agustus 2025 | 16:39 WIB
Capaian Ekonomi 2025: Pertumbuhan Stabil, Kemiskinan Menyusut
  • Oleh Eko Budiono
  • Kamis, 24 Juli 2025 | 08:03 WIB
Kementerian ESDM: Indonesia tidak lagi Ekspor Mineral Mentah
  • Oleh Eko Budiono
  • Jumat, 11 Juli 2025 | 07:53 WIB
Pemerintah Siapkan Strategi Ketahanan Energi
  • Oleh Tri Antoro
  • Senin, 30 Juni 2025 | 05:21 WIB
Industri Baterai Kunci Kesejahteraan dan Kemandirian Nasional
-->