Menko PMK: Anak Adalah Harta Karun Indonesia, Perlu Pendampingan Total dari Orang Tua di Era Digital

: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya peran keluarga dalam mendampingi tumbuh kembang anak di era disrupsi teknologi. Dalam acara Kolaborasi Aksi Keluarga untuk Indonesia, yang digelar untuk memperingati Hari Keluarga Nasional 2025, /Foto Hasil Tangkapan Layar YouTube Kemenko PMK.


Oleh Wandi, Selasa, 17 Juni 2025 | 19:35 WIB - Redaktur: Kristantyo Wisnubroto - 289


Jakarta, InfoPublik — Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya peran keluarga dalam mendampingi tumbuh kembang anak di era disrupsi teknologi. Dalam acara "Kolaborasi Aksi Keluarga untuk Indonesia", yang digelar untuk memperingati Hari Keluarga Nasional 2025, Menko Pratikno menyebut bahwa anak-anak adalah harta karun Indonesia, dan tanggung jawab orang tua dalam mengarahkan mereka tidak bisa ditunda, dibagi, atau dikompromikan.

"Anak-anak Indonesia adalah harta karun bangsa. Kita tidak boleh menoleh sedikit pun. Orang tua harus hadir penuh, total, tanpa kenal waktu," ujar Menko Pratikno dalam sambutannya Selasa (17/5/2025).

Dalam analoginya yang menyentuh, Menko Pratikno menyebut orang tua sebagai 'sutradara film kehidupan', sementara anak-anak adalah pemeran utama yang sedang tumbuh dan belajar memahami dunia.

"Orang tua menulis skrip, memberi contoh, menjadi teladan. Supaya anak-anak kita tumbuh sehat secara fisik dan mental, serta kelak mampu berkontribusi besar bagi bangsa," jelasnya.

Ia juga mengangkat kisah-kisah sederhana dalam keseharian yang menyiratkan nilai besar, seperti memberi nama pada ikan peliharaan dalam akuarium. Bagi Pratikno, perhatian kecil semacam itu mencerminkan pendekatan pengasuhan yang hangat dan penuh makna.

Menyikapi perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan (AI), Pratikno mengingatkan bahwa pengaruh teknologi terhadap kehidupan anak sangat besar, mulai dari pola pikir hingga perilaku.

"Screen time kita rata-rata sudah 7,5 hingga 8 jam per hari. Bahkan ada anak-anak usia di bawah dua tahun yang sudah terekspos layar," ungkapnya. Ia menekankan bahwa terlalu banyak scrolling membuat orang terbiasa berpikir pendek, instan, dan dangkal.

Dalam hal ini, ia menegaskan bahwa teknologi dan AI tidak boleh menjadi musuh. Justru, keluarga harus cerdas dan bijak dalam mengelola teknologi.

"Teknologi harus dikendalikan oleh manusia, bukan sebaliknya. Kita harus menuju human-centered technology—teknologi yang berpihak pada nilai-nilai kemanusiaan," tegasnya.

Sebagai bentuk tanggung jawab negara, Kemenko PMK telah menginisiasi gerakan “Cerdas Ber-AI” sebagai upaya sistematis mendampingi masyarakat—terutama keluarga dan sekolah—dalam menghadapi gelombang digitalisasi yang luar biasa cepat.

"Tanpa literasi digital, tidak mungkin masyarakat biasa mampu bersaing dengan mereka yang menguasai teknologi. Kita tidak bisa melawan AI tanpa AI, tidak bisa mengalahkan digital tanpa digital. Tapi teknologi tanpa kendali manusia akan kehilangan arah," ujarnya dengan tegas.

Ia juga mengajak semua pihak—pemerintah, keluarga, sekolah, dan masyarakat—untuk menjadikan momen Hari Keluarga Nasional ini sebagai titik balik penguatan nilai dan karakter bangsa melalui peran keluarga.

"Pemerintah akan terus melindungi ruang digital. Tapi keluarga harus menjadi benteng utama: mengedukasi, memberi contoh, dan menguatkan karakter anak-anak kita agar tetap berpikir kritis, jernih, dan panjang ke depan," pungkasnya.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Rabu, 23 Juli 2025 | 16:11 WIB
Wagub Gorontalo Dorong Kolaborasi Perlindungan Anak
  • Oleh MC KAB BANGKALAN
  • Jumat, 13 Juni 2025 | 04:21 WIB
Bunda PAUD Bangkalan Ajak Lindungi Hak Anak di Hari Anak Nasional 2025
-->