Indonesia Ikut Parade Bastille Day, Tampilkan Diplomasi Budaya dan Pertahanan di Paris

: Partisipasi Indonesia dalam Parade Militer Bastille Day 2025 bukan sekadar unjuk kekuatan militer atau pertukaran simbolis antarnegara. Di balik keikutsertaan 451 personel TNI-Polri dalam defile prestisius di Champs-Élysées, tersirat misi strategis yang menyatukan diplomasi pertahanan, budaya, dan sejarah, dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Prancis yang telah terjalin sejak 1950. (Foto: Dok Kembud)


Oleh Pasha Yudha Ernowo, Selasa, 15 Juli 2025 | 21:04 WIB - Redaktur: Untung S - 264


Jakarta, InfoPublik – Partisipasi Indonesia dalam Parade Militer Bastille Day 2025 bukan sekadar unjuk kekuatan militer atau pertukaran simbolis antarnegara. Di balik keikutsertaan 451 personel TNI-Polri dalam defile prestisius di Champs-Élysées, tersirat misi strategis yang menyatukan diplomasi pertahanan, budaya, dan sejarah, dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Prancis yang telah terjalin sejak 1950.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon, menekankan bahwa partisipasi ini adalah penanda kedekatan dan kepercayaan antarbangsa, serta momentum untuk menyampaikan kekuatan identitas Indonesia di panggung global.

“Ini bukan sekadar parade. Ini adalah panggung untuk menunjukkan persahabatan yang tulus, profesionalisme prajurit kita, dan komitmen Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia,” kata Fadli Zon, dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Selasa (15/7/2025).

Kehadiran Presiden Prabowo sebagai tamu kehormatan Presiden Emmanuel Macron di Hari Nasional Prancis, serta tampilnya pasukan Indonesia dalam parade militer, menandai babak baru dalam kerja sama bilateral yang strategis dan multidimensi.

Secara analitis, partisipasi ini menyampaikan lima pesan penting: Pengakuan internasional terhadap kompetensi dan kedisiplinan prajurit Indonesia di level global, Peningkatan diplomasi pertahanan, menegaskan posisi Indonesia sebagai mitra strategis Prancis di Indo-Pasifik, Diplomasi budaya terselubung, di mana keberagaman pasukan Indonesia merefleksikan pluralitas nusantara yang selaras dengan nilai “liberté, égalité, fraternité.”, Perayaan hubungan bilateral yang telah berlangsung selama 75 tahun, sejak diresmikannya hubungan diplomatik kedua negara pada 1950, dan Simbol kebanggaan nasional yang disaksikan dunia internasional, menegaskan kontribusi Indonesia dalam menjaga tatanan dunia yang adil dan damai.

Menteri Fadli Zon juga melakukan kunjungan ke Museum Phono Paris, institusi yang menyimpan jejak panjang teknologi dan budaya rekaman suara dari tahun 1857 hingga era digital.

Kunjungan ini menegaskan bahwa pelestarian budaya takbenda, seperti rekaman musik, tradisi lisan, dan arsip suara, juga menjadi bagian dari misi kebudayaan Indonesia di luar negeri.

“Museum ini mengingatkan kita bahwa suara pun bisa menjadi artefak budaya. Kita punya kekayaan tradisi lisan dari Sabang sampai Merauke, dan tugas kita adalah melestarikannya,” ujar Fadli Zon.

Kementerian Kebudayaan memandang kunjungan ke Prancis ini sebagai langkah strategis membangun diplomasi lintas sektor—budaya, pertahanan, teknologi, dan ekonomi—dalam satu kesatuan narasi Indonesia yang progresif dan berakar kuat.

Kolaborasi dengan lembaga-lembaga kebudayaan Prancis dalam pelestarian warisan budaya, digitalisasi arsip, serta kerja sama museum menjadi prioritas dalam hubungan bilateral ke depan. Indonesia tidak hanya ingin memperkuat perdagangan atau alih teknologi, tetapi juga memperluas jejaring budaya yang saling menguntungkan dan berkelanjutan.

Perayaan 75 tahun hubungan RI–Prancis pada 2025 adalah momen reflektif dan reposisi strategi. Di tengah tantangan global dan geopolitik yang berubah cepat, Indonesia memanfaatkan ruang ini untuk mengartikulasikan peran barunya sebagai negara demokrasi besar yang mampu memadukan kekuatan militer, budaya, dan diplomasi cerdas.

Partisipasi Indonesia dalam Bastille Day 2025 adalah contoh konkret bahwa diplomasi hari ini tidak lagi berbentuk tunggal. Ini adalah diplomasi berlapis, tempat drum band militer bisa bicara sekeras perundingan bilateral, dan kunjungan ke museum bisa menjembatani dua bangsa dalam bahasa budaya yang universal.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Minggu, 17 Agustus 2025 | 15:28 WIB
Mendikdasmen Abdul Mu'ti Serukan Persatuan pada Upacara HUT ke-80 RI
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Selasa, 15 Juli 2025 | 19:03 WIB
Penetapan Hari Kebudayaan 17 Oktober: Momen Strategis Memperkuat Jati Diri Bangsa
  • Oleh Tri Antoro
  • Jumat, 30 Mei 2025 | 04:52 WIB
Presiden Macron di Candi Borobudur: Monumen Ini Inspirasi Dunia
-->