Penyakit Kusta tidak Mudah Menular, Bisa Diobati dan Gratis di Puskesmas

: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kedua kanan) bersama Bupati Bekasi Ade Kuswara (kanan) berbincang dengan warga yang terkena penyakit kusta di Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (23/7/2025). Pada kegiatan tersebut Menteri Kesehatan meninjau fasilitas kesehatan di puskesmas, memberikan bantuan kepada warga yang terkena penyakit kusta dan berdialog dengan Dinas Kesehatan di wilayah tersebut. (ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/nz


Oleh Putri, Kamis, 24 Juli 2025 | 19:18 WIB - Redaktur: Kristantyo Wisnubroto - 292


Jakarta, InfoPublik - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa penyakit kusta bukanlah kutukan, melainkan penyakit yang dapat disembuhkan sepenuhnya jika terdeteksi dan ditangani sejak dini.

Namun, stigma sosial yang masih melekat membuat banyak penderita memilih menyembunyikan penyakitnya daripada mencari pengobatan. Hal tersebut disampaikannya saat melakukan kunjungan penguatan program eliminasi kusta di Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (23/7/2025).

“Kusta itu bisa disembuhkan. Obatnya ada, gratis. Tapi karena stigma, orang takut lapor. Takut diejek, dikira kena kutukan. Akhirnya, terlambat ditemukan, menular, bahkan menyebabkan disabilitas,” ujar Menkes Budi melalui keterangan resminya Kamis (24/7/2025).

Ia juga menjelaskan bahwa kusta bukanlah penyakit yang mudah menular. Dibutuhkan kontak erat dan berkepanjangan untuk terjadi penularan, asal penderita kusta sedang diobati, aman.

Deteksi dini menjadi sangat penting, karena jika terlambat, kusta dapat menyebabkan kerusakan saraf permanen hingga disabilitas. Padahal, pengobatannya hanya membutuhkan waktu enam bulan dengan pengobatan yang sudah tersedia dan diberikan secara gratis.

“Begitu ada satu kasus kusta ditemukan, keluarga dekatnya langsung diberikan obat pencegahan satu kali minum. Itu cukup untuk memutus rantai penularan,” tambah Menkes Budi.

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menekankan bahwa stigma adalah musuh utama dalam penanganan kusta. Ia menyoroti keterkaitan antara penyakit ini dengan faktor sosial ekonomi.

“Kusta ini sering menimpa orang miskin. Jadi selain obat, kita bantu juga makannya. Jangan cuma disuruh makan bergizi, tapi enggak dikasih. Saya dan Pak Bupati siap kasih bantuan Rp1 juta per bulan untuk keluarga penderita, asal uang itu dipakai benar untuk beli gizi,” ujar Dedi.

Ia juga mengusulkan skema insentif Rp10 juta bagi tenaga kesehatan yang secara aktif mendampingi pasien hingga sembuh. Satu perawat atau bidan mendampingi lima pasien dengan melakukan kunjungan rutin.

Bupati Kabupaten Bekasi Ade Kuswara Kunang menyampaikan komitmennya menjadikan kesehatan sebagai prioritas pembangunan berbasis desa, termasuk dalam penyediaan sanitasi dan rumah sehat bagi pasien kusta.

“Kita ingin membangun Kabupaten Bekasi dari desa. Mulai dari lingkungan bersih, rumah sehat, sampai data desa presisi. Kalau rumah penderita kusta tak layak, kita bantu rehab,” jelas Ade.

Data hingga Juni 2025 mencatat terdapat 121 kasus baru kusta di Kabupaten Bekasi, dengan Case Detection Rate (CDR) sebesar 3,34. Mayoritas merupakan tipe Multibasiler (MB) atau kusta tipe basah, bahkan ditemukan enam kasus pada anak-anak, yang menunjukkan masih adanya penularan aktif dalam rumah tangga.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Alamsyah menyebut kunjungan Menkes dan Gubernur sebagai momentum penting untuk membalikkan persepsi publik terhadap kusta dan memperkuat kolaborasi lintas sektor.

“Ini bukan aib. Ini momentum bagi Bekasi untuk membuktikan bahwa kita mampu eliminasi kusta, dengan kerja sama lintas sektor, dan dukungan dari pusat hingga desa,” kata Alamsyah.

Program eliminasi kusta di Kabupaten Bekasi kini mengedepankan pendekatan kolaboratif antara Puskesmas, rumah sakit, klinik swasta, kader desa, dan didukung oleh organisasi internasional seperti No Leprosy Relief (NLR).

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 13:36 WIB
Program 3 Juta Rumah, Berpotensi Dorong Pertumbuhan UMKM
-->