Dukung Asta-Cita Presiden, Kemdiktisaintek Perkuat Riset untuk Pemerataan dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional

: Pemerintah menempatkan sains dan teknologi sebagai pilar strategis dalam mendukung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi nasional. Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menegaskan komitmennya untuk memperkuat ekosistem riset yang berdampak langsung bagi masyarakat, dengan menjadikan perguruan tinggi sebagai simpul kolaborasi lintas sektor (Foto: Dok Kemendiktisaintek)


Oleh Pasha Yudha Ernowo, Kamis, 31 Juli 2025 | 13:58 WIB - Redaktur: Untung S - 178


Jakarta, InfoPublik — Pemerintah menempatkan sains dan teknologi sebagai pilar strategis dalam mendukung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi nasional. Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menegaskan komitmennya untuk memperkuat ekosistem riset yang berdampak langsung bagi masyarakat, dengan menjadikan perguruan tinggi sebagai simpul kolaborasi lintas sektor.

“Riset harus menjawab kebutuhan riil masyarakat. Hasilnya harus bisa dihilirisasi menjadi solusi konkret, baik dalam bentuk produk, teknologi, maupun kebijakan yang dapat dimanfaatkan secara luas,” tegas Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, dalam taklimat media bertajuk Penguatan Riset untuk Percepatan Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi di Jakarta, Kamis (31/7/2025).

Kebijakan itu sejalan dengan arahan Presiden RI Prabowo Subianto dalam Asta Cita, khususnya poin-poin yang menekankan pentingnya inovasi sains dan teknologi dalam menjawab tantangan global, meningkatkan daya saing nasional, serta mendorong kesejahteraan rakyat.

Menteri Brian menjelaskan bahwa penguatan riset nasional harus dimulai dari perguruan tinggi, dengan menumbuhkan budaya riset multidisipliner dan kolaboratif. Menurutnya, riset dasar dan riset terapan perlu dikembangkan secara simultan agar hasilnya berdampak nyata.

“Perguruan tinggi harus menjadi sentra produksi ilmu pengetahuan dan inovasi. Kita dorong kampus menjalin kemitraan aktif dengan pemerintah daerah, industri, dan komunitas, untuk memecahkan persoalan seperti stunting, pengelolaan sampah, hingga pengembangan ekonomi kreatif di daerah,” imbuhnya.

Dirjen Riset dan Pengembangan (Risbang), Fauzan Adziman, menambahkan bahwa strategi hilirisasi riset tidak dapat dilepaskan dari kemitraan lintas aktor. Mulai dari BUMN, sektor swasta, investor, hingga akademisi dan masyarakat sipil.

“Kami merancang program riset secara utuh dari hulu ke hilir. Tujuannya agar hasil riset tidak berhenti di laboratorium, tetapi benar-benar menjadi solusi pembangunan dan pemberdayaan masyarakat,” ujar Fauzan.

Dalam rangka mendukung delapan misi strategis Asta-Cita Presiden, Kemdiktisaintek telah merumuskan Enam Program Prioritas Riset Nasional, antara lain: Penguatan Penelitian dan Pengembangan (mendukung Asta-Cita 1 dan 2); Peningkatan Talenta Peneliti (Asta-Cita 3); Pengembangan Kawasan Sains dan Teknologi (Asta-Cita 4); Peningkatan Hilirisasi dan Kerja Sama Riset (Asta-Cita 5); Kemitraan untuk Pemberdayaan Masyarakat; dan Penguatan Pengabdian kepada Masyarakat (Asta-Cita 6–8).

Hingga pertengahan 2025, lebih dari 3.300 proposal riset telah didanai, dengan fokus utama pada bidang kesehatan, digitalisasi, ekonomi hijau, dan ekonomi kreatif. Menteri Brian memastikan pendanaan riset tersebar merata di seluruh provinsi sebagai bagian dari upaya memperkuat ekosistem riset yang inklusif.

Untuk memperluas dampak riset, Kemdiktisaintek memperkuat kerja sama dengan berbagai kementerian, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

“Kami akan melibatkan dosen dan mahasiswa dalam program-program strategis seperti pembibitan, irigasi, hingga penanggulangan stunting. Kolaborasi lintas kementerian dan kampus adalah kunci untuk memastikan riset benar-benar hadir di tengah masyarakat,” kata Menteri Brian.

Ia juga menyoroti pentingnya Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik berbasis riset sebagai instrumen integrasi antara dunia akademik dan kebutuhan masyarakat. Mahasiswa, menurutnya, memiliki potensi besar dalam menjembatani ilmu pengetahuan dengan tantangan nyata di lapangan.

Melalui berbagai program dan kolaborasi strategis ini, Kemdiktisaintek berharap seluruh hasil penelitian perguruan tinggi dapat dioptimalkan untuk mempercepat transformasi ekonomi Indonesia. Riset bukan hanya ruang akademik, tetapi menjadi alat pemerataan, pemberdayaan, dan pembangunan nasional yang berkelanjutan.

“Kami percaya bahwa masa depan Indonesia ditentukan oleh seberapa kuat kita menguasai sains dan teknologi. Karena itu, riset bukan hanya prioritas kementerian, tetapi investasi bangsa,” tutup Menteri Brian.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Minggu, 17 Agustus 2025 | 15:14 WIB
BRIN Tegaskan Kedaulatan Teknologi sebagai Makna Kemerdekaan
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Minggu, 17 Agustus 2025 | 12:23 WIB
Ketua KPK: Kemerdekaan Sejati Hanya Terwujud Jika Bebas dari Korupsi
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 15 Agustus 2025 | 16:41 WIB
Presiden Prabowo: Rp335 Triliun untuk MBG di 2026 demi Generasi Unggul
-->