- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 00:36 WIB
: Lima Murid bersama Guru SMPN 1 Bogor yang melakukan karya inovatif berupa olahan tepung dari kulit pepaya (Foto: Dok Pasha Yudha Ernowo Infopublik.id)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Jumat, 29 Agustus 2025 | 14:29 WIB - Redaktur: Untung S - 113
Bogor, InfoPublik – SMPN 1 Bogor terus mendorong kreativitas siswanya untuk berinovasi. Hal ini terlihat dari keberhasilan lima siswa kelas IX yang berhasil masuk sebagai finalis Bogor Innovation Award (BIA) 2025 melalui karya inovatif berupa olahan tepung dari kulit pepaya.
Kepala SMPN 1 Bogor, Estiza Septiana, menjelaskan bahwa karya ilmiah tersebut lahir dari kegiatan ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) yang difasilitasi sekolah. “Tahun lalu siswa kami berhasil juara dua dengan inovasi briket ramah lingkungan. Tahun ini, alhamdulillah kembali masuk finalis dengan produk olahan kulit pepaya,” ungkap Estiza, saat ditemui di Sekolah, Jumat (29/8/2025).
Salah satu anggota tim, Hans Merlin Ludwig, mengungkapkan, produk inovasi ini berawal dari keprihatinan melihat banyak limbah kulit pepaya terbuang percuma. Para siswa kemudian melakukan riset hingga menemukan cara mengolahnya menjadi tepung, yang selanjutnya diolah menjadi makanan seperti kukis dan brownies. “Uji laboratorium menunjukkan tepung kulit pepaya memiliki serat tinggi, protein cukup, serta kadar lemak rendah,” ucapnya.
Hans mengaku bersama keempat rekannya Abimanyu Rayhan Lintang Ramadhan, Muhamad Sulthan Hadi Firmansah, Arzie Syauqi Beik, dan Muhammad Raffa Octara mulai merintis karya produk olahan kulit pepaya ini sejak kelas VII.
“Awalnya kami coba-coba, banyak gagal. Tapi berkat bimbingan guru dan dukungan orang tua, akhirnya produk bisa jadi dan masuk finalis BIA 2025,” ujarnya.
Estiza juga menegaskan, dengan banyaknya ide kreatif yang dimiliki murid sekolah memfasilitasi ruang, pendampingan, serta sarana dasar seperti laboratorium dan baju praktik. Sementara dukungan biaya datang dari orang tua melalui komite sekolah. “Sinergi antara siswa, guru, orang tua, dan juga mitra seperti IPB sangat penting. Dengan kolaborasi ini, anak-anak bisa fokus berkreasi,” tambahnya.
Selain mendukung inovasi sains, SMPN 1 Bogor juga mengembangkan kegiatan literasi siswa. Setiap Rabu, siswa dilatih menulis pantun, puisi, hingga karya kreatif lain yang kemudian dibukukan. “Kami ingin siswa tidak hanya berprestasi akademik, tapi juga menghasilkan karya nyata yang bernilai ekonomi,” kata Estiza.
Dengan dukungan penuh sekolah dan orang tua, SMPN 1 Bogor semakin menegaskan komitmennya sebagai sekolah yang memberi ruang luas bagi siswa untuk berinovasi, berkreasi, sekaligus berkontribusi bagi masyarakat.