Kasus Tetanus Neonatorum di Gorontalo, Dinkes Gorontalo Ambil Langkah Cepat

: Pemeriksaan Ibu hamil pada kunjungan rumah oleh tenaga kesehatan di Kota Gorontalo. (foto MD)


Oleh MC PROV GORONTALO, Rabu, 16 April 2025 | 13:24 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 247


Kabupaten Gorontalo, InfoPublik – Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo mengkonfirmasi temuan kasus Tetanus Neonatorum di Kabupaten Gorontalo. Kasus ini menimpa bayi perempuan berusia 17 hari, bayi M, putri dari Ny. DY (20 tahun), warga Desa Bontulia, Kecamatan Asparaga. Saat ini, bayi M sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Aloei Saboe Kota Gorontalo.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S Otoluwa saat dihubungi, Selasa (15/4/2025).

Tetanus neonatorum adalah infeksi bakteri Clostridium tetani yang menyerang bayi baru lahir, biasanya dalam 3-14 hari setelah kelahiran. Penyakit ini dapat menyebabkan kejang otot, kekakuan, dan kesulitan bernapas.

Anang menegaskan, bahwa pihaknya bersama dengan Dinkes Kabupaten Gorontalo dan Puskesmas setempat telah mengambil langkah-langkah cepat untuk mengidentifikasi akar permasalahan dan mencegah kasus serupa di masa mendatang.

“Kami telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi yang komprehensif, termasuk pelacakan kasus persalinan, surveilans kematian bayi, penguatan kemitraan dengan dukun beranak, sosialisasi kepada masyarakat dan pemerintah desa, pengumpulan data cakupan imunisasi, koordinasi lintas program, dan pemetaan risiko tetanus neonatorum,” kataya.

Anang  juga menyoroti data cakupan imunisasi TT ibu hamil di Provinsi Gorontalo pada tahun 2024, dengan capaian 48,70% meningkat dari 23,00% di tahun 2023. Sedangkan Capaian TT Wanita Usia Subur (WUS) pada tahun 2023 sebanyak 2,94% dan meningkat pada tahun 2024 menjadi 5,38%.

Data cakupan dan capaian imunisasi TT pada ibu hamil dan TT WUS di Kabupaten Gorontalo pada tahun 2023 dan 2024 menunjukkan adanya peningkatan, namun kasus ini menjadi pengingat bahwa upaya peningkatan cakupan dan kualitas imunisasi perlu terus digalakkan. Tercatat, cakupan imunisasi TT ibu hamil di Kabupaten Gorontalo pada tahun 2024 mencapai 45,04% dengan capaian 3.635 ibu hamil, meningkat signifikan dibandingkan tahun 2023 dengan cakupan 22,16% dan capaian 1.484 ibu hamil. Untuk cakupan TT WUS tahun 2023 mencapai 1.619 WUS (2,23%) dan pada tahun 2024 meningkat menjadi 3.848 WUS (4,23%). Meskipun demikian, kasus bayi M menunjukkan bahwa masih ada ibu hamil yang belum mendapatkan perlindungan imunisasi TT.

“Data menunjukkan adanya peningkatan cakupan imunisasi TT ibu hamil dan WUS di Kabupaten Gorontalo, namun satu kasus ini menjadi indikasi bahwa kita tidak boleh lengah. Kami akan terus berupaya meningkatkan cakupan dan kualitas imunisasi, serta mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya imunisasi dan praktik perawatan bayi yang aman,” tegasnya.

Kejadian ini menjadi pelajaran berharga akan pentingnya imunisasi TT bagi ibu hamil dan WUS dalam melindungi bayi baru lahir dari bahaya tetanus neonatorum. Selain itu juga perlu menjadi perhatian semua pihak terutama pihak yg terlibat dalam perawatan bayi baik keluarga maupun pihak penolong persalinan/perawatan bayi agar menghindari praktik perawatan tali pusat yang tidak tepat seperti penggunaan alat dan bahan yang tidak steril dalam perawatan tali pusat.

Diharapkan, langkah-langkah rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo dapat segera diimplementasikan Dinas Kesehatan Kabupaten dan Puskesmas untuk mencegah kasus serupa di masa mendatang dan dapat lebih meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak di Kabupaten Gorontalo. Masyarakat diimbau untuk lebih proaktif dalam memeriksakan kehamilan dan memastikan mendapatkan imunisasi TT sesuai anjuran petugas kesehatan.

“Kami mengimbau seluruh ibu hamil di Provinsi Gorontalo untuk proaktif memeriksakan kehamilan dan memastikan mendapatkan imunisasi TT sesuai dengan anjuran petugas kesehatan” ujar Anang.

Selain itu juga mengimbau masyarakat untuk dapat segera membawa bayi ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala tetanus neonatorum karena pengobatan tetanus neonatorum memerlukan perawatan medis yang intensif. (mcgorontaloprov/lani/nangsih/nancy)

 

 

 

 

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 17:12 WIB
Pemprov Gorontalo Gandeng Alumni IMM Cetak SDM Unggul
  • Oleh MC KAB BATANG
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 10:20 WIB
Cegah Risiko Terserang Penyakit, SMA 1 Bandar di Batang Gelar CKG
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 17:23 WIB
Gorontalo Galakkan Program Pekarangan Pangan Bergizi untuk Ketahanan Pangan
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 12:09 WIB
Bupati Lumajang: Posbindu Bukan Sekadar Layanan, Tapi Gerakan Sosial
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 12:06 WIB
Pemkab Lumajang Hadirkan Layanan Kesehatan Jemput Bola ke Desa
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 12:02 WIB
Pemkab Lumajang Luncurkan Program Bebas Pasung 2025, Fokus Pemulihan Humanis
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 20:57 WIB
Tingkatkan Kewaspadaan. Gorontalo Gelar Rakortek untuk Cegah Potensi Wabah
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 20:26 WIB
Realisasi Janji Pilkada, Pemprov Gorontalo Salurkan Bantuan UMKM Tahap II
-->