Menghidupkan Perpustakaan dengan Warna dan Gerak

:


Oleh MC KAB LUMAJANG, Rabu, 23 April 2025 | 00:12 WIB - Redaktur: Juli - 1K


Lumajang, InfoPublik – Di balik semaraknya pusat kota Lumajang, terdapat ruang yang menenangkan sekaligus menggugah semangat kreativitas yakni Sanggar Literasi Seni Mulamalurung.

Berlokasi di Perpustakaan Mulamalurung, Jalan Alun-Alun Barat, sanggar ini menjadi titik temu antara literasi, seni, dan pelestarian budaya lokal.

Pagi itu, Minggu (20/4/2025), halaman perpustakaan tampak lebih hidup dari biasanya. Suara gamelan mengalun lembut mengiringi gerakan puluhan anak yang tengah berlatih tari tradisional.

Di sudut lain, beberapa anak duduk bersila di atas matras, menggoreskan kuas pada kanvas mereka yang mulai menampakkan wujud lukisan bertema budaya lokal Lumajang.

Sanggar Literasi Seni Mulamalurung bukan sekadar ruang belajar seni. Ia adalah ruang tumbuh — tempat anak-anak mengasah bakat sekaligus membentuk karakter. Seni di sini tidak hanya dilihat sebagai keterampilan, melainkan sebagai sarana membentuk kepekaan sosial, rasa hormat terhadap budaya, dan kebanggaan akan jati diri daerah.

“Kami ingin mengenalkan bahwa seni itu dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Melalui tarian dan lukisan, anak-anak diajak menyelami makna budaya yang mereka miliki sejak lahir,” tutur Penanggung Jawab Sanggar Literasi Seni Mulamalurung Disarpus Kabupaten Lumajang, Wahyuni Endah Warni sambil tersenyum melihat anak-anak menari penuh semangat, Selasa (22/4/2025).

Sesi latihan tidak berlangsung kaku. Anak-anak dibebaskan mengekspresikan gaya mereka, namun tetap dalam koridor teknik yang diajarkan. “Latihan kami selalu dimulai dengan cerita tentang tarian itu sendiri. Anak-anak jadi tahu filosofi gerakan yang mereka bawakan, bukan hanya sekadar menghafal,” ujar pembimbing tari lainnya.

Sementara di pojok seni rupa, diskusi kecil tentang warna dan bentuk berlangsung hangat. Salah satu anak memamerkan lukisan bertema pemandangan lereng Semeru, lengkap dengan petani dan irigasi sawah. “Ini Lumajang versi aku,” katanya malu-malu, tapi bangga.

Pembimbing seni lukis lalu mengaitkan karya anak-anak dengan konteks kekinian. “Kami ingin mereka tidak hanya meniru, tapi juga berani menyampaikan gagasan dan identitas lokal lewat karya,” jelasnya.

Sanggar ini juga rutin menggelar apresiasi karya, di mana anak-anak saling memberi komentar positif atas karya temannya. Dari kegiatan ini, tumbuh rasa percaya diri dan empati antar sesama. Anak-anak diajak saling mendukung dan belajar menghargai proses masing-masing.

Lebih dari itu, Sanggar Literasi Seni Mulamalurung membawa misi besar: membumikan budaya lokal di tengah arus globalisasi. Lumajang yang kaya akan seni tradisi seperti tari Bedoyo, Jaran Kencak, dan motif batik khas, menjadi sumber inspirasi yang terus diolah oleh sanggar ini dalam berbagai bentuk karya.

Sanggar ini menjadi wajah baru perpustakaan: bukan hanya tempat membaca buku, tapi juga tempat mengeksplorasi gagasan dan rasa melalui medium seni. “Literasi tak hanya tentang membaca huruf, tapi juga membaca lingkungan, budaya, dan diri sendiri,” tegas salah satu pengurus perpustakaan.

Keberadaan Sanggar Literasi Seni Mulamalurung mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk orang tua siswa. Mereka mengaku anak-anak menjadi lebih disiplin, percaya diri, dan memiliki minat baru yang positif.

Dengan dukungan pembimbing yang berpengalaman dan program yang konsisten, sanggar ini dipercaya akan melahirkan generasi kreatif yang mampu membawa nama Lumajang ke tingkat yang lebih tinggi, baik di bidang seni maupun dalam kehidupan sosial masyarakat.

Sanggar ini juga berfungsi sebagai jembatan antar generasi. Anak-anak belajar dari pembimbing yang merupakan pelaku budaya, sementara para pembimbing belajar memahami cara berpikir generasi muda. Interaksi ini menciptakan ekosistem pembelajaran yang hidup dan berkelanjutan.

Di akhir kegiatan, suasana hangat tetap terasa. Anak-anak pulang dengan senyum lebar, membawa serta semangat baru dan kebanggaan atas budaya yang mereka pelajari. Sanggar Literasi Seni Mulamalurung bukan hanya mencetak seniman masa depan, tetapi juga manusia-manusia berkarakter yang mencintai tanah kelahirannya.

Melalui seni, Lumajang tak hanya dikenang sebagai daerah subur dan indah, tapi juga sebagai tempat di mana generasi muda dibina untuk jadi kreatif, berbudaya, dan membanggakan. (MC Kab. Lumajang/An-m)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 22:45 WIB
Pangan Murah di Lumajang: Simbol Kemerdekaan Ekonomi untuk Rakyat
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 10:15 WIB
Komitmen Wabup Lumajang: Bangun Budaya Aman dan Guyub Rukun di Desa
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 20:29 WIB
Siswa SLB Lumajang Buktikan Keterbatasan Bukan Halangan untuk Berprestasi
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 20:29 WIB
Trantibum Adalah Fondasi Pembangunan dan Kesejahteraan
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 05:08 WIB
Penyuluh KUA Rowokangkung Harumkan Nama Lumajang di Ajang Penais Award 2025
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 05:03 WIB
WBS Jadi Mekanisme Penting, Pemkab Lumajang Perkuat Pengawasan Gratifikasi
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 05:01 WIB
Sinergi Tiga Elemen, Wujudkan Generasi Muda Cerdas dan Berkeadaban
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 16:19 WIB
Pemkab Lumajang Permudah Perizinan, Iklim Investasi Kian Kondusif
-->