- Oleh MC KAB BLORA
- Minggu, 31 Agustus 2025 | 03:44 WIB
:
Oleh MC KOTA SINGKAWANG, Jumat, 2 Mei 2025 | 16:07 WIB - Redaktur: Untung S - 213
Singkawang, InfoPublik - Terik matahari Jumat (2/5/2025) pagi tak menyurutkan semangat ratusan guru, pelajar, dan mahasiswa yang memadati halaman Kantor Wali Kota Singkawang. Warna-warni pakaian adat dari berbagai etnis menghiasi upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini, menjadi simbol nyata semangat kebhinekaan dalam dunia pendidikan.
Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie yang bertindak sebagai inspektur upacara membacakan pidato Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah dengan penuh khidmat. "Pendidikan adalah hak asasi setiap insan, tanpa memandang latar belakang," tegas Tjhai, seraya menegaskan komitmen pemerintah untuk menyediakan pendidikan bermutu bagi semua.
Peserta upacara yang mengenakan pakaian adat Tionghoa, Melayu, Dayak, dan berbagai etnis lainnya menjadi bukti nyata bahwa pendidikan di Singkawang tumbuh dalam keberagaman. Seorang guru SMP, Siti Aisyah, terlihat antusias mengenakan kebaya modern dengan sentuhan motif Dayak. "Ini bentuk konkret bahwa pendidikan mempersatukan kita semua," ujarnya dengan mata berbinar.
Dalam pidatonya, Wali Kota menekankan pentingnya peran guru sebagai agen peradaban. "Guru tidak sekadar pengajar, tapi juga mentor dan orang tua kedua yang mendampingi siswa meraih cita-cita," ujar Tjhai, menyoroti program peningkatan kesejahteraan guru sebagai bagian dari komitmen Presiden Prabowo.
Acara mencapai puncaknya ketika Wali Kota menyerahkan secara simbolis bantuan beasiswa dan seragam sekolah kepada siswa kurang mampu. Sorak-sorai peserta mengiringi momen haru ini, menunjukkan semangat gotong royong dalam mewujudkan pendidikan inklusif.
"Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu Untuk Semua" bukan sekadar tema, tapi menjadi nyata dalam gelaran Hardiknas kali ini. Dari pakaian adat yang beragam hingga bantuan untuk siswa kurang mampu, Singkawang menunjukkan bahwa pendidikan bermutu bisa tumbuh subur dalam tanah yang menghargai perbedaan.
Sebagai penutup, Tjhai mengajak semua elemen masyarakat untuk terus bergandeng tangan. "Pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama," pungkasnya, mengingatkan bahwa kemajuan bangsa dimulai dari ruang-ruang kelas yang menghargai setiap perbedaan. (MC Kota Singkawang)