Hasil Kolaborasi, Provinsi Gorontalo Catat Penurunan Tengkes

: Data penurunan prevalensi stunting berdasarkan SSGI tahun 2024.


Oleh MC PROV GORONTALO, Kamis, 8 Mei 2025 | 13:30 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 209


Kota Gorontalo, InfoPublik - Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024 menunjukkan kabar menggembirakan terkait upaya penurunan tengkes di berbagai wilayah Indonesia. 

Sebanyak 24 provinsi tercatat mengalami penurunan prevalensi stunting, termasuk Provinsi Gorontalo. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S. Otoluwa, turut menyampaikan perkembangan positif di wilayahnya berdasarkan data SSGI terbaru, Senin (5/5/2025).

“Berdasarkan Hasil SSGI tahun 2024, Provinsi Gorontalo berhasil menurunkan angka tengkes dari 26,9% pada Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 menjadi 23,8% di tahun 2024,” kata  Anang.

 Anang menegaskan, bahwa keberhasilan itu  tidak lepas dari  kolaborasi yang solid antara lintas sektor untuk intervensi sensitif dan kerjasama internal kesehatan untuk intervensi spesifik, termasuk peran aktif para kader posyandu di lapangan.

Anang juga menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kinerja seluruh jajarannya yang telah bekerja keras dalam upaya penurunan tengkes.

“Saya sangat mengapresiasi dedikasi dan kerja keras seluruh tim, mulai dari tingkat provinsi hingga kader posyandu di desa-desa. Keberhasilan ini adalah hasil dari komitmen dan sinergi kita bersama,” ujarnya.

Lebih lanjut, Anang mengungkapkan salah satu inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam mengatasi masalah tengkes dan gizi, yaitu kehadiran program “Bele Mo’o Sehati”. Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat yang memiliki balita stunting maupun masalah gizi lainnya.

“Inovasi ‘Bele Mo’o Sehati’ ini mendapatkan dukungan yang kuat dari berbagai lintas sektor terkait, termasuk Baznas, BKKBN, dan Tim Penggerak PKK, yang semakin memperkuat upaya kita di lapangan,” tambah Anang.

Secara keseluruhan, penurunan ini memberikan gambaran optimis terkait efektivitas berbagai intervensi gizi dan kesehatan yang dilakukan di berbagai daerah dalam upaya menekan angka stunting. 

Sinergi dan komitmen dari berbagai tingkatan, termasuk garda terdepan seperti kader posyandu, serta inovasi yang didukung oleh kolaborasi lintas sektor seperti “Bele Mo’o Sehati”, menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai kemajuan ini. Khusus kepada Puskesmas, Anang berharap untuk meningkatkan serapan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal.

Penurunan angka tengkes di Gorontalo menjadi catatan penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan. 

Pemerintah daerah diharapkan terus memperkuat program-program yang berfokus pada perbaikan gizi sejak dini, sanitasi, dan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, dengan terus melibatkan seluruh elemen dan memanfaatkan inovasi yang terbukti efektif. (mcgorontaloprov/md/ilb/nancy)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV RIAU
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 10:13 WIB
Sekda Riau Kunci Perkuat Layanan Publik dan Tata Kelola Daerah
  • Oleh MC KAB BATANG
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 10:20 WIB
Cegah Risiko Terserang Penyakit, SMA 1 Bandar di Batang Gelar CKG
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 12:09 WIB
Bupati Lumajang: Posbindu Bukan Sekadar Layanan, Tapi Gerakan Sosial
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 12:06 WIB
Pemkab Lumajang Hadirkan Layanan Kesehatan Jemput Bola ke Desa
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 12:02 WIB
Pemkab Lumajang Luncurkan Program Bebas Pasung 2025, Fokus Pemulihan Humanis
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 20:57 WIB
Tingkatkan Kewaspadaan. Gorontalo Gelar Rakortek untuk Cegah Potensi Wabah
  • Oleh MC KAB BANGGAI KEPULAUAN
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 04:31 WIB
Ketua TP PKK Sulteng Dorong Kader Bangkep Jadi Garda Terdepan Tekan Stunting
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 10:40 WIB
Rowo Kancu Jadi Model Ketahanan Pangan Berbasis Komunitas di Lumajang
-->