- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 22:45 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Kamis, 8 Mei 2025 | 20:00 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 678
Lumajang, InfoPublik – Sebuah batu cincin yang berasal dari kaki Gunung Semeru kembali mencuri perhatian kolektor dalam dan luar negeri. Badar besi Semeru, batu alam dengan serat merah alami yang eksotis, kini menjadi ikon baru dalam tren batu akik dan simbol kebangkitan ekonomi kreatif Lumajang.
Batu ini berasal dari bongkahan lava purba Gunung Semeru yang mengeras selama ribuan tahun. Warnanya gelap dengan semburat merah yang menyala, menciptakan kesan magis dan elegan. Menurut Komunitas Watu Semeru, batu ini hanya ditemukan di kawasan tertentu di wilayah administratif Lumajang.
“Ini bukan batu biasa. Keunikan warna dan asal-usulnya membuat badar besi Semeru menjadi sangat eksklusif,” kata Kolektor Senior atau Pengrajin Lokal, Slamet Hadi, melalui keterangan yang diterima pada (Kamis (8/5/2025).
Harga satu cincin bisa berkisar antara Rp1 juta hingga belasan juta rupiah, tergantung kejernihan dan keunikan seratnya. Yang mengejutkan, permintaan tinggi justru datang dari luar negeri, termasuk Malaysia dan Singapura.
Pengrajin lokal kini melihat batu ini sebagai peluang ekonomi. Banyak dari mereka beralih dari ukiran kayu ke pengolahan batu cincin. Di Desa Sumberwuluh, para pengrajin menggosok batu secara manual untuk mempertahankan keaslian motif.
“Ini semua handmade. Kami ingin jaga karakter alami batunya,” ujar Sukir, pengrajin muda yang kini rutin menerima pesanan dari luar kota.
Melihat potensi ini, Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menyampaikan dukungan penuh. Ia mendorong agar badar besi Semeru menjadi produk unggulan daerah melalui pembinaan UMKM, promosi dalam event, hingga rencana sertifikasi resmi.
“Kami ingin menjadikan batu ini bukan hanya tren, tapi identitas Lumajang. Bahkan sebagai merchandise resmi daerah,” tegas Indah.
Dinas Pariwisata pun mengidentifikasi batu ini sebagai oleh-oleh khas wisata Lumajang. Kepala Dispar, Yuli Harismawati, menjelaskan pihaknya tengah menyiapkan kurasi produk dan membuka jalur pemasaran melalui toko resmi dan platform digital.
Batu ini juga diangkat dalam berbagai festival daerah, termasuk lomba desain cincin dan pameran batu alam.
Ketua Dewan Kesenian Lumajang, Arif Widodo, menyebut badar besi Semeru sebagai identitas visual seperti batik untuk Pekalongan atau songket bagi Palembang.
Tak hanya ekonomi, regenerasi pengrajin pun berlangsung. Lebih dari 70 pengrajin aktif saat ini menggantungkan hidup dari batu ini, dan pelatihan mulai digalakkan untuk generasi muda.
Pemerintah bahkan merencanakan sertifikasi batu Semeru untuk menjamin keaslian dan melindungi pengrajin dari pemalsuan.
Badar besi Semeru bukan sekadar batu cincin. Ia adalah lambang bagaimana kekuatan alam bisa diolah menjadi nilai budaya dan ekonomi. Dari lava yang membeku, lahirlah karya yang kini membawa nama Lumajang mendunia.
(MC Kab. Lumajang/Jon/Ydc/An-m)