Pulesari Dorong Pengelolaan Sampah untuk Dukung Wisata Outbound

: Sosialisasi pengelolaan sampah yang difasilitasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman di Pendopo 4 "Cipto Karyo", Dusun Pulesari, Padukuhan Becici, Kalurahan Wonokerto, Kapanewon Turi, pada Rabu (14/5/2025)/ MC Sleman.


Oleh MC KAB SLEMAN, Jumat, 16 Mei 2025 | 07:36 WIB - Redaktur: Jhon Rico - 239


Sleman, InfoPublik- Desa wisata Pulesari di Sleman utara terus berbenah dalam mendukung potensi wisata outbound yang menjadi daya tarik utama kawasan ini. Selain keindahan alamnya, Pulesari kini tengah fokus meningkatkan layanan pengelolaan sampah, terutama di ruang-ruang publik yang ramai dikunjungi wisatawan.

Langkah ini didukung oleh keterlibatan aktif warga dari dua RT dan satu RW yang berada dalam satu dusun. Hal tersebut menjadi modal penting dalam pemberdayaan masyarakat lokal.

Komitmen tersebut disampaikan oleh Sutarto Agus dalam sosialisasi pengelolaan sampah yang difasilitasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman di Pendopo 4 "Cipto Karyo", Dusun Pulesari, Padukuhan Becici, Kalurahan Wonokerto, Kapanewon Turi, pada Rabu (14/5/2025).

Dalam paparannya, Sutarto mengajak warga untuk memeriksa ketersediaan sarana pengelolaan sampah di berbagai titik seperti rumah tangga, dusun, ruang publik, dan tempat kerja. Dengan begitu, bisa teridentifikasi kebutuhan prasarana yang belum terpenuhi.

Ia juga menekankan pentingnya Perda Kabupaten Sleman Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga sebagai dasar hukum yang mengatur pengurangan sampah dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) serta penanganan melalui pemilahan.

“Perda ini sejalan dengan SE Nomor 0350 Tahun 2024 tentang pengurangan dan penanganan sampah,” ungkap Sutarto.

Pulesari sebelumnya memiliki Bank Sampah “Dewi Pule”, namun sempat vakum akibat permasalahan kerja sama dengan pihak ketiga. Sosialisasi ini diharapkan dapat membangkitkan kembali semangat pengelolaan sampah dan mendukung kegiatan wisata outbound yang menjadi andalan desa.

Sutarto juga menyoroti potensi ekonomi dari kegiatan daur ulang sampah. Produk kerajinan dari hasil daur ulang dapat dipasarkan melalui gerai warga yang selama ini menjual kuliner dan buah lokal.

“Ibu-ibu bisa menitipkan produk daur ulang ke gerai-gerai masyarakat, ini bisa menjadi inovasi baru,” tambahnya.

Pengelolaan sampah organik juga menjadi fokus utama. Sutarto memperkenalkan teknologi tepat guna yang sederhana dan bisa langsung dipraktikkan. Kompos dari sampah organik ini dimanfaatkan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk budidaya tanaman sayur, hias, dan obat.

“Ini bisa menjadi nilai edukatif bagi pengunjung sekaligus oleh-oleh yang bisa dibawa pulang dan diterapkan di tempat lain,” tutup Sutarto.

(Sutarto Agus/KIM Seyegan)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB BANGKALAN
  • Jumat, 25 Juli 2025 | 17:01 WIB
TPS3R RSUD Syamrabu, Langkah Awal Menuju Bangkalan Bherse Onggu
  • Oleh MC KAB SLEMAN
  • Rabu, 18 Juni 2025 | 13:51 WIB
KWT se-Kapanewon Ngaglik Perkuat Pemberdayaan Pertanian
  • Oleh MC KAB SLEMAN
  • Jumat, 16 Mei 2025 | 20:21 WIB
Penilaian Administrasi Dorong Profesionalisme KWT Makmur Jaya Sleman
  • Oleh MC KAB GARUT
  • Sabtu, 26 April 2025 | 10:32 WIB
Wabup Garut: Pengelolaan Sampah Harus Jadi Gerakan Bersama
  • Oleh MC KAB PEMALANG
  • Selasa, 22 April 2025 | 20:21 WIB
Pemkab Pemalang Dorong Penggunaan Incinerator Atasi Masalah Sampah
  • Oleh MC KAB INDRAMAYU
  • Kamis, 17 April 2025 | 20:58 WIB
Pemkab Indramayu Siapkan Solusi Kreatif Atasi Penyapu Koin di Jembatan Sewo
-->