- Oleh MC PROV GORONTALO
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 17:12 WIB
: ilustrasi
Oleh MC PROV GORONTALO, Minggu, 25 Mei 2025 | 16:57 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 684
Pohuwato, InfoPublik –Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Gorontalo mengeluarkan peringatan terkait peningkatan kasus suspek campak di Kabupaten Pohuwato.
Berdasarkan data Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) minggu ke-20 tahun 2025, tercatat 43 kasus dengan gejala klinis yang diduga kuat sebagai campak.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Gorontalo, Jeane Istanti Dalie, menyatakan bahwa mayoritas penderita memiliki riwayat imunisasi tidak lengkap atau bahkan tidak diimunisasi sama sekali.
"Sebanyak 42% kasus tidak mendapat vaksinasi campak-rubela, sementara 47% lainnya tidak diketahui status imunisasinya. Ini menjadi faktor utama lonjakan kasus," kata Jeane, pada Minggu (25/05/2025).
Ia menekankan, bahwa rendahnya cakupan imunisasi dalam tiga tahun terakhir di beberapa wilayah turut memperburuk situasi.
Untuk memastikan diagnosis, Dinkes memerlukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut guna membedakan campak dari penyakit lain dengan gejala serupa.Dua wilayah di Pohuwato, yakni Duhiadaa (13 kasus) dan Buntulia (7 kasus), dikategorikan berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB).
Menanggapi hal itu, Dinkes Gorontalo merekomendasikan langkah darurat, termasuk pembentukan tim penyelidikan epidemiologi untuk melacak sumber penularan dan faktor risiko.
Tindakan penanganan mencakup pemberian pengobatan simptomatik, vitamin A dosis tinggi, serta rujukan ke rumah sakit bagi kasus berat.
Yang tak kalah penting adalah pelaksanaan Imunisasi Respon Wabah (ORI) dengan target cakupan minimal 95%, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.
"ORI harus segera dilakukan di daerah berisiko untuk memutus rantai penularan," tegas Jeane.
Selain itu, Dinkes akan mengintensifkan edukasi masyarakat tentang bahaya campak, pentingnya vaksinasi, dan gizi seimbang melalui kolaborasi dengan puskesmas, rumah sakit, dan tokoh masyarakat setempat.
"Kami berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait untuk memastikan respons cepat dan tepat," ujarnya. Surveilans aktif akan terus dilakukan guna mendeteksi kasus baru secara dini.
Dinkes Gorontalo juga mendesak Dinkes Kabupaten Pohuwato segera menerapkan rekomendasi ini sembari memantau perkembangan kasus secara berkala.
Dengan upaya kolaboratif, diharapkan lonjakan kasus suspek campak di Pohuwato dapat segera dikendalikan sebelum menyebar lebih luas. Pencegahan melalui imunisasi dan deteksi dini menjadi kunci utama melindungi anak-anak dan masyarakat dari penyakit yang sebenarnya bisa dihindari ini. (mcgorontaloprov/md/ilb/nancy)