- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 22:45 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Kamis, 29 Mei 2025 | 05:50 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 2K
Lumajang, InfoPublik – Di balik kabut pagi dan udara sejuk khas lereng Semeru, Kecamatan Gucialit menyimpan potensi luar biasa. Wilayah ini kini tumbuh menjadi pusat hortikultura dan perkebunan unggulan di Kabupaten Lumajang, bahkan skala Jawa Timur.
Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang, beragam komoditas tumbuh subur di tanah vulkanik Gucialit yang kaya mineral. Komoditas tersebut meliputi durian, alpukat, manggis, pisang, petai, serta kopi dari jenis robusta, arabika, hingga ekselsa. Tanaman tebu juga menjadi andalan dengan luas panen mencapai 1.049 hektare dan produktivitas rata-rata 720 kuintal per hektare.
“Gucialit punya segalanya. Potensi hortikultura dan perkebunan di wilayah ini sangat besar, tidak hanya untuk kebutuhan lokal, tapi juga untuk pasar nasional bahkan ekspor,” ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Lumajang, Hari Susiati, dalam acara Rembuk Tani pada Rabu (28/5/2025).
Lebih dari sekadar pertanian tradisional, Gucialit menjadi contoh transformasi desa berbasis inovasi. Petani-petani di wilayah ini mulai memanfaatkan teknologi digital untuk memasarkan produk. Salah satu yang menonjol adalah Abah Nanang, petani lokal yang sukses menjual Durian Kembang Lumajang hingga ke berbagai kota melalui platform daring.
“Kami menyaksikan sendiri bagaimana petani di sini tidak hanya bekerja keras, tapi juga bekerja cerdas. Mereka melek teknologi dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman,” tambah Hari.
Durian Kembang Lumajang yang baru-baru ini ditetapkan sebagai varietas unggul nasional oleh Kementerian Pertanian, menjadi simbol keberhasilan Gucialit. Durian ini bukan hanya unggul dari sisi rasa dan tampilan, tetapi juga menjadi penanda keberhasilan kearifan lokal menembus pasar yang lebih luas.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lumajang, Retno Wulan Andari, menyampaikan bahwa arah pembangunan pertanian kini berfokus pada hilirisasi produk, inovasi berbasis desa, dan integrasi teknologi pertanian.
“Dengan dukungan riset, pelatihan, dan akses pasar yang lebih terbuka, kami yakin Gucialit dapat berkembang menjadi pusat pertanian unggulan yang tidak hanya memproduksi, tetapi juga mengolah dan memasarkan secara mandiri,” ujarnya.
Pemerintah daerah juga tengah menyusun rencana pembangunan kawasan agropolitan berbasis hortikultura di Gucialit. Program ini akan mengintegrasikan pertanian, wisata edukasi, dan agrobisnis dalam satu ekosistem berkelanjutan.
Gucialit bukan lagi sekadar desa penghasil hasil bumi. Ia sedang bergerak menjadi poros ekonomi baru yang menyatukan inovasi, kolaborasi, dan semangat masyarakat. Dengan lahan subur, sumber daya manusia yang adaptif, dan dukungan pemerintah, Gucialit menjadi wajah baru pertanian masa depan: hijau, mandiri, dan bercita rasa global.
(MC Kab. Lumajang/RAA/An-m)