Buleleng Dorong Tiga Desa Wisata Bersaing di Ajang Best Tourism Village 2025 PBB

: Panorama sawah terasering di desa wisata Buleleng yang diusulkan ikut ajang Best Tourism Village 2025. (Foto : Humas Pemkab Buleleng)


Oleh MC KAB BULELENG, Sabtu, 31 Mei 2025 | 05:39 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 300


Buleleng, InfoPublik- Pemerintah Kabupaten Buleleng terus berupaya meningkatkan kualitas desa wisata yang telah berprestasi di tingkat nasional agar mampu bersaing di kancah internasional.

Kali ini, tiga desa wisata asal Buleleng terpilih mewakili Bali dalam kompetisi Best Tourism Village (BTV) 2025 yang diselenggarakan oleh United Nations Tourism(UN Tourism) di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Gede Dody Suksma Oktiva Askara, menyatakan optimisme bahwa keikutsertaan ini akan memperkuat daya tawar dan branding pariwisata Buleleng di mata dunia.

“Kita berharap bisa mengikuti jejak Desa Penglipuran dan Jatiluwih yang sebelumnya telah meraih penghargaan serupa. Semoga Buleleng juga bisa meraihnya,” ujar Dody saat dihubungi Jumat (30/5/2025).

Tiga desa yang dikirimkan Buleleng dalam ajang BTV 2025 adalah Desa Les (Kecamatan Tejakula), Desa Sudaji (Kecamatan Sawan), dan Desa Pemuteran (Kecamatan Gerokgak). Ketiganya terpilih mewakili Bali bersama 10 desa wisata lainnya dari berbagai daerah di Indonesia.

Dody mengakui bahwa proses pendaftaran BTV tidaklah mudah.

Salah satu tantangan terbesar adalah pengisian formulir berbahasa Inggris dengan data yang sangat detail dan rigid.

“Misalnya, kita harus melaporkan jumlah penginapan, kamar, karyawan, hingga rincian gender dan rentang usia pekerja. Ini menjadi pembelajaran berharga untuk pembinaan ke depan,” tegasnya.

Selain itu, perbedaan sistem pencatatan kunjungan wisatawan juga menjadi kendala. Berbeda dengan Desa Jatiluwih di Tabanan yang memiliki tiket masuk terpusat, ketiga desa wisata Buleleng tidak menerapkan sistem berbayar bagi pengunjung.

“Di Pemuteran, misalnya, wisatawan yang datang untuk diving atau snorkeling di Biorock masih dicatat secara manual,” ungkap Dody.

Untuk mengatasi hal itu, Pemkab Buleleng telah mengusulkan revisi Perda Pajak Distribusi Daerah agar beberapa destinasi seperti Pantai Tanjung Budaya dan Biorock dapat menerapkan sistem e-post ticketing. Dengan begitu, data kunjungan dapat tercatat secara digital dan lebih akurat.

Di akhir pembicaraan, Dody menyampaikan harapan besar agar salah satu desa wisata Buleleng bisa meraih penghargaan BTV 2025.

“Ini bukan hanya tentang kompetisi, tapi juga evaluasi dan pembelajaran. Dengan bimbingan dari kementerian, kita bisa mengidentifikasi potensi desa wisata lebih baik dan meningkatkan pengelolaannya di masa depan,” pungkasnya.(MC Kab.Buleleng/wd)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 18:44 WIB
Menkomdigi Apresiasi Pencanangan Road to AI Center Universitas Udayana
  • Oleh MC KAB BULELENG
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 15:57 WIB
Buleleng Gelar Bimtek Kompetensi untuk PPA dan KPA
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Sabtu, 23 Agustus 2025 | 13:08 WIB
Dampak Nyata PMM UMM: Promosi Digital hingga Gotong Royong Desa Wisata
  • Oleh MC KAB BULELENG
  • Rabu, 20 Agustus 2025 | 11:43 WIB
Singa Pinter: Lompatan Besar Buleleng Wujudkan Transformasi Digital
  • Oleh MC KAB BULELENG
  • Rabu, 20 Agustus 2025 | 10:43 WIB
Buleleng Pacu MBG dengan Pemanfaatan Potensi Lokal
  • Oleh MC KAB BULELENG
  • Minggu, 17 Agustus 2025 | 10:09 WIB
Bupati Buleleng Kukuhkan Paskibraka
-->