Simbol Harmoni Manusia-Alam-Tuhan: Buleleng Siap Bersinar di PKB 2025 dengan Karya Budaya

: Peed Aya Buleleng Angkat Garapan “Agra Buwana Raksa” dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025.


Oleh MC KAB BULELENG, Minggu, 1 Juni 2025 | 07:54 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 294


Buleleng, InfoPublik - Kabupaten Buleleng kembali akan menunjukkan eksistensinya dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025 yang digelar pada 21 Juni-19 Juli 2025.

Tahun ini, Buleleng diwakili oleh Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Mpu Kuturan Singaraja di bawah naungan Peed Aya Buleleng, dengan membawakan garapan berjudul "Agra Buwana Raksa", yang berarti "Penjaga Peradaban Hulu.

Karya itu tidak hanya sekadar pertunjukan seni, tetapi juga menjadi medium pelestarian ingatan kolektif masyarakat adat melalui nilai-nilai filosofis yang mendalam.

Garapan yang disusun oleh I Putu Ardiyasa itu mengangkat filosofi Jagad Kerti, yaitu harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan yang bersumber dari kearifan lokal Desa Adat Pedawa.

Menurut Ardiyasa, elemen-elemen budaya seperti Rumah Bandung Rangki, pohon aren, serta Ritus Sabe Malunin—sebuah upacara adat yang melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat—dihadirkan secara teatrikal.

"Menjaga hulu berarti menjaga asal mula kehidupan. Pedawa mengajarkan bagaimana air, hutan, dan ritus dirawat dengan cinta dan kesadaran," kata Ardiyasa saat ditemui di Buleleng, pada Sabtu (31/5/2025).

Pertunjukan itu  juga menampilkan tradisi Ngaben Medeng dalam bentuk Kembang/Bungandeng, serta ditutup dengan Ritus Sabe Malunin yang menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan sosial dan ekologis.

Melalui garapan itu, Buleleng ingin mengajak publik memahami akar budaya yang diwariskan leluhur, sekaligus memperkuat identitasnya sebagai wilayah yang kaya akan tradisi.

Selain itu, Buleleng digambarkan sebagai simpul lintas budaya, dengan keberagaman yang telah mengakar sejak lama.

Dari Pabean Menese (pelabuhan tua), Klenteng Toyohawa, hingga jejak sejarah Panji Sakti yang membawa pengaruh budaya Blambangan ke Pegayaman.

Situs Pura Panca Sila di Kubutambahan menjadi bukti nyata bagaimana Buleleng telah lama menjadi melting pot kebudayaan.

"Garapan ini bukan sekadar pertunjukan seni. Kami ingin mengajak publik untuk belajar dari akar budaya yang diwariskan oleh para leluhur," tutup Ardiyasa.  (MC Kab.Buleleng/Ag)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KOTA TIDORE
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 15:32 WIB
Penguatan Relawan Kebajikan Pancasila di Tidore Teguhkan Komitmen Kebangsaan
  • Oleh MC KAB NAGAN RAYA
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 19:16 WIB
Adat sebagai Fondasi Sosial, Wabup Nagan Raya Dorong Pelestarian Tradisi Aceh
  • Oleh MC KAB BULELENG
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 15:57 WIB
Buleleng Gelar Bimtek Kompetensi untuk PPA dan KPA
  • Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
  • Minggu, 24 Agustus 2025 | 16:51 WIB
Musyawarah Adat Akhiri Proses Pencalonan Kepala Ohoi Madwat
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Sabtu, 23 Agustus 2025 | 13:18 WIB
Pakaian Adat hingga Gerakan Kreatif, Baris Unik Jadi Simbol Nasionalisme
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Sabtu, 23 Agustus 2025 | 13:11 WIB
Wajah Baru Alun-Alun Lumajang Hadirkan Ruang Publik Ramah dan Nyaman
  • Oleh MC KAB KAYONG UTARA
  • Rabu, 20 Agustus 2025 | 15:31 WIB
Mandi Safar Adalah Warisan Budaya yang Harus Dilestarikan
-->