- Oleh MC KAB GUNUNG MAS
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 15:00 WIB
:
Oleh MC PROV RIAU, Minggu, 15 Juni 2025 | 02:40 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 409
Pekanbaru, InfoPublik – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru mencatat jumlah kasus infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) di wilayah tersebut mencapai 191 kasus hingga pertengahan tahun 2025. Data ini menunjukkan bahwa penyebaran HIV masih menjadi isu kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian serius.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kota Pekanbaru, Fira Septiyanti, mengungkapkan bahwa mayoritas penderita HIV adalah laki-laki berusia produktif, yakni dalam rentang usia 25 hingga 49 tahun.
“Bila dilihat berdasarkan profesi, sebagian besar berasal dari sektor swasta dan pelaku usaha mandiri atau wiraswasta,” ungkap Fira di Kota Pekanbaru, Jumat (13/6/2025).
Lebih lanjut, Fira menyebut bahwa dari total 191 kasus yang terdata, sebanyak 82 kasus di antaranya berasal dari kelompok dengan orientasi seksual sesama jenis (homoseksual), yang selama ini dikategorikan sebagai kelompok risiko tinggi penularan HIV.
Yang lebih memprihatinkan, menurutnya, Dinas Kesehatan juga menemukan adanya kasus HIV pada anak-anak, termasuk balita di bawah usia empat tahun. Penularan pada kelompok usia ini umumnya terjadi secara vertikal, yaitu dari ibu yang telah lebih dahulu terinfeksi.
“Penularan biasanya terjadi sejak masa kehamilan. Misalnya, ibu sering berganti pasangan dan tidak mengetahui dirinya membawa virus, kemudian menularkannya kepada janin,” jelas Fira.
Meskipun belum ditemukan adanya kasus Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) yang dilaporkan pada tahun ini, Dinas Kesehatan menganggap angka penyebaran HIV tersebut sebagai sinyal peringatan untuk peningkatan upaya pencegahan.
Sebagai respons, Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru terus menggencarkan kampanye edukasi dan sosialisasi terkait HIV/AIDS kepada masyarakat. Selain itu, pemeriksaan atau tes HIV juga terus didorong, terutama bagi individu atau kelompok dengan risiko penularan tinggi.
Fira berharap masyarakat tidak mengabaikan pentingnya deteksi dini dan menjaga perilaku hidup sehat untuk mencegah penyebaran virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh ini.
(Mediacenter Riau/jep)