Pemprov Gorontalo Ungkap Perkembangan Kasus Campak di Pohuwato

: Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. (foto MD)


Oleh MC PROV GORONTALO, Rabu, 27 Agustus 2025 | 08:42 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 51


Pohuwato, InfoPublik – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Anang S. Otoluwa, menyampaikan  perkembangan terkini kasus campak yang melanda Kabupaten Pohuwato.

Berdasarkan laporan resmi yang dirilis pada Senin (25/8/2025), terungkap bahwa sejak Januari hingga Agustus 2025, telah tercatat sebanyak 281 kasus suspek campak di daerah tersebut.

Dari total kasus yang ada, distribusi berdasarkan kelompok usia menunjukkan mayoritas penderita adalah anak-anak. Kelompok usia 1–4 tahun menduduki porsi terbesar dengan 55% kasus, disusul oleh anak usia 5–9 tahun sebesar 27%. Sementara itu, bayi di bawah satu tahun menyumbang 10% kasus, dan kelompok usia di atas 10 tahun sekitar 8%.

Data yang lebih memprihatinkan diungkapkan Anang, yaitu lebih dari 60% penderita tidak pernah mendapatkan imunisasi campak sama sekali. Hanya 6% yang tercatat telah menerima imunisasi minimal satu kali, menyisakan gap imunitas yang sangat besar dalam komunitas.

Anang mengatakan, bahwa sejumlah kasus disertai dengan komplikasi kesehatan yang serius, seperti pneumonia, diare, dan infeksi paru-paru.

Meskipun sebagian pasien memerlukan perawatan di rumah sakit, mayoritas kasus berhasil ditangani di fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas.

"Temuan ini menunjukkan pentingnya penguatan cakupan imunisasi dasar lengkap dan surveilans penyakit menular agar kasus serupa bisa dicegah di masa depan," tegas Anang.

Menanggapi wabah itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Jeane Istanri Daliez menyatakan bahwa pihaknya terus berkoordinasi intensif dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Pohuwato dan jaringan puskesmas.

Koordinasi itu difokuskan pada memperkuat penemuan kasus aktif, melakukan investigasi epidemiologi secara mendalam, dan menindaklanjuti setiap laporan kasus dengan cepat dan tepat.

"Setiap laporan kasus langsung diverifikasi dan ditindaklanjuti oleh tim surveilans. Kami juga memastikan ketersediaan vaksin serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran pentingnya imunisasi. Penanganan tidak hanya fokus pada kuratif, tetapi juga pada upaya preventif agar kejadian luar biasa dapat dicegah," ujar Jeane.

Di balik upaya tersebut, Dinas Kesehatan mengakui masih terdapat beberapa tantangan signifikan dalam penanganan kasus campak di Pohuwato. Tantangan tersebut meliputi keterlambatan dalam pelaporan mingguan (W1), investigasi epidemiologi yang belum berjalan optimal, serta belum dilaksanakannya langkah penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) melalui Outbreak Response Immunization (ORI).(mcgoronatloprov/nangsih/lani/nancy)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Sabtu, 30 Agustus 2025 | 17:12 WIB
Pemprov Gorontalo Gandeng Alumni IMM Cetak SDM Unggul
  • Oleh MC KAB GUNUNG MAS
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 15:00 WIB
Program Cek Kesehatan Gratis: Gunung Mas Jadi Contoh Implementasi di Kalteng
  • Oleh MC KAB BATANG
  • Jumat, 29 Agustus 2025 | 10:20 WIB
Cegah Risiko Terserang Penyakit, SMA 1 Bandar di Batang Gelar CKG
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 12:09 WIB
Bupati Lumajang: Posbindu Bukan Sekadar Layanan, Tapi Gerakan Sosial
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 12:06 WIB
Pemkab Lumajang Hadirkan Layanan Kesehatan Jemput Bola ke Desa
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Kamis, 28 Agustus 2025 | 12:02 WIB
Pemkab Lumajang Luncurkan Program Bebas Pasung 2025, Fokus Pemulihan Humanis
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 20:57 WIB
Tingkatkan Kewaspadaan. Gorontalo Gelar Rakortek untuk Cegah Potensi Wabah
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Rabu, 27 Agustus 2025 | 20:41 WIB
Perpusnas dan Pemprov Gorontalo Sinergi Kuatkan Peran Perpustakaan Sekolah
-->