- Oleh MC KOTA TIDORE
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 15:32 WIB
: Wisatawan mancanegara yang berkunjung di hutan Papua Selatan diMrk Sabtu, (14/6/2025). (Dok.Foto: mcmerauke/get)
Oleh MC KAB MERAUKE, Senin, 16 Juni 2025 | 12:28 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 235
Merauke, InfoPublik - Masyarakat Sadar Wisata atau MASATA Indonesia Provinsi Papua Selatan, menyarankan pemerintahan provinsi setempat lebih memperhatikan sektor pariwisata, terlebih khusus wisata alam berbasis kearifan lokal yang berkelanjutan.
Sekretaris MASATA Papua Selatan, Ernes Broning Kakisina mengatakan, sektor pariwisata alam berbasis kearifan lokal dapat menyelamatkan hutan karena hutan Papua Selatan memiliki potensi wisata yang sangat bersar dan sangat digemari oleh wisatawan asing berbagai negara.
Sebagian besar wisatawan asing yang datang berkunjung ke Papua Selatan hanya untuk menikmati keindahan hutan, kehidupan lokal masyarakat dengan tradisi adat dan budaya, serta melihat jenis-jenis satwa liar, terlebih khusus burung dan reptil.
Dari kunjungan wisatawan mancanegara tersebut, kata Ernes, masyarakat adat pemilik destinasi atau kawasan hutan yang dikunjungi wisatawan memperoleh penghasilan untuk peningkatan ekonomi keluarga sehingga sudah pasti mereka akan menjaga hutan yang menjadi piring makan mereka.
"Selain masyarakat pemilik kawasan hutan destinasi wisata, pemandu wisata, usaha jasa transportasi sampai pada porter pengangkut barang wisatawan memperoleh penghasilan dari industri pariwisata tersebut," ungkap Ernes di Merauke, Sabtu, (14/6/2025).
Ernes mengatakan, sektor wisata alam berbasis kearifan lokal di Papua Selatan sebenarnya sudah dikembangkan oleh dua pemandu wisata alam senior yang tergabung dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia atau HPI, diantaranya pemandu wisata senior yakni Andreas Mahuze dan Bony Kondahon.
Ada beberapa kawasan hutan di Merauke, Mappi, dan Boven Digoel yang telah dikembangkan oleh para pemandu wisata senior tersebut sebagai kawasan hutan destinasi wisata alam yang menjadi tujuan kunjungan wisatawan mancanegara.
Dalam kawasan hutan tersebut wisatawan dapat menikmati keindahan alam hutan, dapat menyaksikan burung-burung endemik Papua seperti cenderawasih, mambruk, kasuari, burung raja udang endemik Merauke, kus-kus hutan, dan reptil terlebih khusus ular hijau endemik Papua.
Tidak hanya itu, di kawasan hutan destinasi wisata alam yang telah dikembangkan oleh para pemandu wisata tersebut juga wisata dapat menikmati atraksi wisata yakni kehidupan sehari-hari masyarakat seperti berburu dan pengelolaan sagu secara tradisional serta budaya lokal lainnya.
Ernes mengatakan, bahwa berdasarkan data yang dihimpun dari para pemandu wisata alam di Papua Selatan selama satu tahun terakhir sebanyak 128 wisatawan asing dari berbagai negara melakukan perjalanan wisata di hutan Papua Selatan, mulai dari Merauke sampai di Mappi dan Boven Digoel baik secara grup maupun perorangan.
Para wisatawan asing tersebut saat berkunjung di kawasan hutan Papua Selatan tentunya didampingi pemandu wisata alam setempat yang tergabung dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia atau HPI sehingga setiap kunjungan wisatawan mancanegara dapat terdata.
"Paket wisata alam untuk kawasan hutan Papua Selatan bagi wisatawan mancanegara tersebut terbuka juga tidak murah dan merupakan kunjungan wisata bergengsi kelas dunia sehingga masyarakat kawasan hutan destinasi merasakan dampak dari kunjungan wisatawan tersebut," ungkap Ernes.
Sementara Ketua MASATA Papua Selatan, Andreas Mahuze dan Wakil Ketua Bony Kondahon yang juga pemandu wisata senior Papua Selatan menyatakan bahwa siap mendukung pengembangan wisata, apabila pemerintah daerah menjadikan sektor pariwisata sebagai bagian dari program prioritas pemerintah Provinsi Selatan Papua untuk menyelamatkan hutan di Provinsi Selatan Papua.(McMrk/Get/Ngr)