- Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:27 WIB
: Pentas seni TK Negeri Pembina Langgur, Maluku Tenggara. Foto : Harry
Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA, Sabtu, 21 Juni 2025 | 14:35 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 227
Langgur, InfoPublik – Pentas seni yang diselenggarakan oleh TK Negeri Pembina Langgur berlangsung meriah di Balai Ohoi Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Jumat (20/6/2025).
Kegiatan tersebut, menampilkan berbagai penampilan seperti tarian, lagu, dan drama yang diperagakan dengan penuh semangat oleh para siswa. Kegiatan ini menjadi wujud nyata bahwa proses belajar dapat dilakukan melalui pendekatan yang menyenangkan dan memotivasi anak-anak untuk tampil percaya diri.
Kepala TK Negeri Pembina Langgur, Any Ingratubun, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar hiburan, melainkan bagian dari proses pembelajaran yang bertujuan mengasah keberanian, kreativitas, dan kepercayaan diri anak-anak usia dini.
“Ini bukan sekadar pertunjukan, tetapi sarana yang mengakomodasi enam aspek perkembangan anak, yaitu nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, serta seni,” ujar Any.
Any menambahkan, pihak sekolah tidak mengadakan prosesi wisuda bagi siswa yang lulus, mengingat hal tersebut bukan merupakan kebijakan wajib di tingkat taman kanak-kanak negeri. Sebagai gantinya, sekolah memilih menggelar perayaan akhir tahun yang bersifat sederhana namun berkesan.
“Wisuda itu sakral. Di TK Negeri tidak diperkenankan. Maka kami memilih bentuk perayaan yang menyenangkan, yang bisa dikenang oleh anak-anak sepanjang hidup mereka,” jelasnya.
Lebih lanjut, Any menekankan pentingnya peran serta orang tua dalam mendampingi proses tumbuh kembang anak, terlebih di era digital yang penuh tantangan.
“Anak-anak perlu didampingi. Jangan pernah katakan mereka tidak mampu. Tanpa pengawasan, gadget bisa berdampak negatif. Namun dengan sinergi yang baik antara guru dan orang tua, perkembangan anak dapat berlangsung optimal,” tegasnya.
Tahun ini, TK Negeri Pembina Langgur membina 83 anak, dengan 58 di antaranya dinyatakan lulus. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 131 anak, dikarenakan keterbatasan jumlah tenaga pendidik.
“Mengajar anak usia dini membutuhkan energi lebih. Kami membatasi penerimaan peserta didik agar kualitas pembelajaran tetap terjaga,” ucap Any.