- Oleh MC KAB MUSI BANYUASIN
- Rabu, 20 Agustus 2025 | 20:48 WIB
:
Oleh MC KAB MUSI BANYUASIN, Selasa, 1 Juli 2025 | 16:06 WIB - Redaktur: Pasha Yudha Ernowo - 182
Babat Toman, Infopublik – Suasana khidmat dan penuh rasa syukur mewarnai peresmian Masjid At-Tauhid di Desa Sungai Angit, Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin. Acara yang berlangsung bersamaan dengan 1 Muharram 1447 H ini tak hanya menjadi tonggak sejarah pembangunan fisik, tapi juga menjadi simbol kebangkitan spiritual dan sosial masyarakat setempat.
Masjid megah tersebut diresmikan langsung oleh Bupati Musi Banyuasin H M Toha SH, yang didampingi istri sekaligus Ketua Tim Penggerak PKK Muba, Hj Patimah Toha. Acara ini juga dirangkaikan dengan dua momentum penting lainnya: Haflah Akhirussanah dan Milad ke-16 TPA Nurul Ilmi, menandai komitmen kuat desa dalam pembangunan generasi Qur’ani.
Kedatangan Bupati disambut dengan drum band, tarian daerah, serta pertunjukan Senjang, kesenian tradisional Muba yang menggambarkan nilai-nilai lokal dan spiritual. Sejak awal, nuansa acara telah menunjukkan bahwa peresmian masjid ini bukan hanya agenda formalitas, melainkan selebrasi kolektif warga atas pencapaian besar dalam membangun pusat ibadah dan komunitas.
Bupati Toha menyampaikan apresiasi mendalam atas kekompakan warga dan inisiatif yang dimulai oleh Tohet, ayahandanya, dan kemudian dilanjutkan oleh Kepala Desa Zubaidah. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa masjid adalah fondasi moral dan sosial umat Islam.
“Masjid adalah tempat bersujud, tempat ilmu ditanamkan, dan tempat hati-hati dipersatukan dalam keimanan. Saya mengajak seluruh warga untuk tidak hanya hadir saat peresmian, tetapi aktif memakmurkannya sepanjang waktu,” tegas Bupati Toha.
Bupati Toha juga mengajak masyarakat untuk menjadikan Tahun Baru Islam sebagai waktu refleksi dan perubahan. Dalam konteks ini, peresmian Masjid At-Tauhid menjadi simbol hijrah kolektif masyarakat dari rutinitas menuju perbaikan akhlak dan peningkatan spiritualitas.
“Hijrah Rasulullah mengajarkan kita arti perjuangan dan pengorbanan. Maka, mari jadikan masjid ini sebagai rumah perubahan — bagi individu, keluarga, dan komunitas,” seru Bupati dalam pidatonya yang mendapat tepuk tangan hangat warga.
Momentum ini juga dimanfaatkan untuk merayakan milad ke-16 TPA Nurul Ilmi, lembaga pendidikan Al-Qur’an yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perkembangan karakter anak-anak desa. Haflah Akhirussanah menjadi ajang apresiasi bagi santri dan pengajar yang telah menempuh perjalanan pembelajaran agama yang panjang dan penuh dedikasi.
“Saya bangga dengan kiprah TPA Nurul Ilmi. Lembaga ini bukan hanya mencetak penghafal Qur’an, tapi juga pembentuk karakter mulia anak-anak kita,” ungkap Bupati Toha.
Ketua Pengurus Masjid At-Tauhid, Ruslan Tamimi, menyampaikan bahwa masjid ini dibangun atas semangat kolektif warga yang tulus dan kompak. Ia menuturkan bahwa pembangunan masjid rampung dalam waktu sekitar enam bulan, berkat partisipasi masyarakat dan donatur.
“Masjid ini lahir dari mimpi panjang, kerja keras, dan doa yang tak pernah putus. Ini adalah rumah Allah, mari kita jaga dan hidupkan bersama-sama,” ucap Ruslan.
Selain untuk ibadah, masjid ini juga akan digunakan sebagai pusat kegiatan sosial dan pendidikan Islam, mulai dari pengajian, majelis taklim, hingga pelatihan keterampilan Islami bagi warga desa.
Acara ditutup dengan ceramah agama oleh Ustadz KMS M Mukhtaruddin SAg, yang mengangkat tema “Makna Hijrah dalam Konteks Kekinian”. Pesan-pesan spiritual disampaikan dengan penuh semangat dan kedalaman, mengajak jamaah untuk memperkuat nilai-nilai ukhuwah dan pengabdian.
Bupati Muba kemudian melakukan penandatanganan prasasti peresmian dan pemotongan tumpeng, simbol rasa syukur atas terwujudnya Masjid At-Tauhid.
Lebih dari sekadar peresmian fasilitas ibadah, Masjid At-Tauhid kini menjadi penanda baru arah kehidupan beragama masyarakat Sungai Angit. Peristiwa ini membuktikan bahwa sinergi antara pemimpin daerah, tokoh masyarakat, dan warga bisa menghasilkan warisan spiritual yang bermakna lintas generasi.
Dalam era yang makin kompleks, masjid tetap menjadi jangkar moral dan spiritual. Dan kini, di Desa Sungai Angit, jangkar itu telah ditancapkan dengan penuh doa, kerja keras, dan harapan.