- Oleh MC PROV GORONTALO
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 09:01 WIB
: Para peserta Workshop Teknis Penanggulangan AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria. (foto: MC Kalsel/scw)
Oleh MC PROV KALIMANTAN SELATAN, Rabu, 2 Juli 2025 | 00:09 WIB - Redaktur: Wahyu Sudoyo - 206
Banjarmasin, InfoPublik - Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) Kalimantan Selatan mempercepat eliminasi penyakit AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria (ATM) melalui pelaksanaan lokakarya atau Workshop Teknis Integrasi Penanggulangan ATM. Acara ini jadi tonggak penting dalam upaya kolaborasi demi eliminasi tiga penyakit mematikan tersebut, dengan target nasional pada tahun 2030.
Pelaksana tugas (Plt). Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, Muhamad Muslim, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam mengintegrasikan penanggulangan ATM.
“Target kita tak main-main. Tahun 2029, Kalimantan Selatan harus sudah bersih. Karena jika provinsi seperti kita bisa lebih cepat, target nasional 2030 itu lebih mungkin tercapai,” kata Muslim di Banjarmasin, pada Selasa (1/7/2025).
Oleh karena itu, strategi utama yang diangkat adalah pendekatan berbasis komunitas, khususnya desa atau kampung dengan tingkat kasus tinggi.
“Kita akan ‘keroyok’ satu kampung, temukan kasusnya, obati sampai tuntas, dan pantau sampai sembuh. Ini dimulai tahun ini!,” ungkapnya.
Menurut Muslim, istilah ATM di sini bukan hanya singkatan penyakit, tapi juga strategi Amati, Tiru, Modifikasi. Daerah-daerah dengan kasus serupa bisa dijadikan acuan untuk diterapkan pendekatan yang sudah terbukti berhasil.
“Kalau ada model sukses di tempat lain, kenapa tidak kita adaptasi?,” tambahnya.
Untuk itu, lanjutnya, kunci keberhasilan program ini terletak pada kekuatan kolaborasi. “Kita butuh semua tenaga kesehatan yang cukup, alat diagnosis, obat, dan tentu saja anggaran. Semua harus disinergikan,” ujarnya.
Kalimantan Selatan sendiri sudah berhasil mengeliminasi malaria di 12 Kabupaten/Kota se Kalsel. Namun masih ada daerah yang menjadi fokus penanganan seperti Kabupaten Kotabaru. Untuk TBC dan HIV/AIDS, saat ini tengah dilakukan identifikasi kasus secara masif untuk kemudian dilakukan pengobatan intensif. MC Kalsel/scw/YIN