- Oleh MC PROV GORONTALO
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 17:12 WIB
: Perkembangan transportasi angkutan udara di Provinsi Gorontalo,. (grafis BPS)
Oleh MC PROV GORONTALO, Rabu, 2 Juli 2025 | 11:30 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 289
Kota Gorontalo, InfoPublik – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo mencatat penurunan signifikan dalam aktivitas transportasi udara di dua bandara utama wilayah tersebut, Bandara Djalaluddin dan Bandara Panua Pohuwato, pada Mei 2025.
Jumlah penerbangan yang berangkat dan datang di kedua bandara tersebut turun 9,94% dibandingkan April 2025, dari 181 penerbangan menjadi hanya 163 penerbangan.
Tak hanya frekuensi penerbangan, jumlah penumpang juga mengalami penurunan yang lebih tajam. Penumpang yang berangkat melalui bandara di Gorontalo turun 18,48%, dari 14.727 orang pada April menjadi 12.006 orang pada Mei 2025.
Sementara itu, penumpang yang datang menyusut 24,24%, dari 14.990 orang menjadi 11.356 orang.
Data itu tidak mencakup penumpang transit, sehingga menunjukkan penurunan riil dalam permintaan perjalanan udara di wilayah tersebut.
Jika dibandingkan dengan periode Januari-Mei 2024, aktivitas penerbangan di awal 2025 juga menunjukkan tren negatif. Jumlah pesawat berangkat dan datang turun masing-masing 6,29% dan 5,96%.
Sementara itu, penumpang yang berangkat turun 6,33%, dan penumpang datang merosot 7,31%.
Selain penumpang, sektor logistik juga mengalami penurunan. Bagasi yang dimuat di bandara Gorontalo turun 20,69% dari 143.823 kg pada April menjadi 114.066 kg pada Mei 2025. Bagasi yang dibongkar juga turun 24,37%, dari 142.474 kg menjadi 107.758 kg.
Di sisi kargo, penurunan tidak terlalu drastis tetapi tetap terlihat. Kargo yang dimuat turun 3,38%, dari 111.645 kg menjadi 107.876 kg. Sementara itu, kargo yang dibongkar berkurang 2,60%, dari 459.886 kg menjadi 447.908 kg.
Meskipun demikian, dalam skala tahunan (Januari-Mei 2025), kargo justru menunjukkan peningkatan. Kargo yang dimuat naik 20,02%, dan kargo yang dibongkar meningkat 14,19% dibanding periode yang sama di 2024.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPS Gorontalo, Dwi Alwi Astuti, menegaskan fluktuasi permintaan transportasi udara bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kondisi ekonomi, perubahan rute penerbangan, atau bahkan faktor musiman.
Data itu menjadi penting bagi pemangku kebijakan dan pelaku industri penerbangan untuk mengevaluasi strategi pengembangan transportasi udara di Gorontalo. Apakah penurunan ini bersifat sementara atau bagian dari tren jangka panjang, masih perlu dikaji lebih mendalam.
Dengan adanya laporan itu, diharapkan pemerintah daerah dan operator bandara dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kembali minat masyarakat dan maskapai dalam menggunakan bandara di Gorontalo.(mcgorontaloprov)