- Oleh MC PROV RIAU
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 10:13 WIB
: Pembukaan rapat kerja esehatan daerah Papua Selatan, di Merauke, Selasa (8/7/2025). Dok.MC Mrk/Ngr
Oleh MC KAB MERAUKE, Rabu, 9 Juli 2025 | 10:02 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 191
Merauke, InfoPublik - Pemerintah melalui dinas kesehatan provinsi dan kabupaten di Papua Selatan masih perlu bekerja lebih keras untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak.
Pasalnya, sampai saat ini sejumlah penyakit baik menular maupun tidak menular masih cukup tinggi atau masih diatas standar nasional. Salah satunya mencakup angka kematian ibu dan anak.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan KB Provinsi Papua Selatan, Benedicta Herlina Rahagiar, di sela-sela pembukaan Rapat Kerja Kesehatan Daerah Papua Selatan, di Merauke, Selasa (8/7/2025).
Benedicta mengatakan, angka kematian ibu dan anak di Papua Selatan masih diatas 200/100.000 kelahiran hidup. Sementara yang diharapkan, yakni dibawah 180/100.000 kelahiran hidup.
"Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari status gizi, komplikasi kehamilannya, anemia, kemudian penyakit-penyakit komplikasi lainnya. Kami berharap, kunjungan ibu hamil harus rutin 6 kali dalam satu siklus kehamilannya. Dengan pengecekan secara rutin, diharapkan akan terdeteksi secara dini oleh petugas Kesehatan kita di lapangan,’’ kata Benedicta di sela-sela pembukaan Rapat Kerja Kesehatan Daerah Papua Selatan, di Merauke, Selasa (8/7/2025).
Sementara itu, Asisten I Setda Papua Selatan Agustinus Joko Guritno mengatakan, acara itu merupakan momentum strategis untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat.
‘’Kita harus terus terus berinovasi dan berkomitmen untuk mengatasi permasalahan Kesehatan mulai dari penurunan angka stunting, pengendalian penyakit menular dan tidak menular hingga penguatan Kesehatan primer yang merata sampai ke pelosok,’’ katanya.(McMrk/02/Ngr)