- Oleh MC PROV RIAU
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 10:13 WIB
: Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan Taher Husen usai kegiatan Gerakan Cegah Stunting Kota Tidore Kepulauan di Aula Sultan Nuku, Kamis pagi (21/8/2025)/ Algifari Marsaoly.
Oleh MC KOTA TIDORE, Kamis, 21 Agustus 2025 | 20:24 WIB - Redaktur: Jhon Rico - 112
Tidore, InfoPublik- Pemerintah Kota Tidore Kepulauan mencanangkan Gerakan Cegah Stunting sebagai wujud komitmen memperkuat kualitas sumber daya manusia. Kegiatan secara resmi dibuka oleh Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan Taher Husain mewakili Wali Kota Tidore di Aula Nuku, Kantor Wali Kota Tidore, Kamis (21/8/2025).
Taher Husain disampaikan bahwa stunting bukan sekadar masalah kesehatan, melainkan juga berimplikasi pada kualitas generasi bangsa di masa depan.
“Anak-anak yang mengalami stunting akan memiliki potensi yang lebih rendah dalam tumbuh kembang, baik secara fisik maupun kognitif,” ujar Taher.
Ia menjelaskan, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dirilis Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Kota Tidore Kepulauan turun signifikan dari 21,3 persen menjadi 16,6 persen. Meski demikian, angka tersebut belum memenuhi target nasional tahun 2024 sebesar 14 persen.
“Oleh karena itu, Gerakan Cegah Stunting ini merupakan salah satu upaya kita untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemenuhan gizi seimbang, khususnya pada 1.000 hari pertama kehidupan. Saya mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari keluarga, pemangku kepentingan tingkat kota, kecamatan, hingga desa/kelurahan, serta tim TPPS, untuk bersatu padu. Mari kita jadikan keluarga sebagai garda terdepan dalam pencegahan stunting,” kata Taher.
Taher menambahkan, kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi dalam memastikan generasi penerus tumbuh sehat, cerdas, dan siap bersaing, sehingga mampu melahirkan masyarakat Kota Tidore Kepulauan yang lebih maju dan produktif.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Tidore Kepulauan Saiful Salim menegaskan bahwa stunting merupakan masalah gizi kronis yang berimplikasi luas terhadap kualitas sumber daya manusia.
“Stunting tidak sekadar isu kesehatan, melainkan indikator kritis yang mencerminkan kegagalan pembangunan multidimensi. Stunting meningkatkan risiko penyakit, kematian, serta mengganggu perkembangan motorik dan kognitif anak,” jelas Saiful.
Ia menambahkan, meski terjadi penurunan prevalensi stunting sebesar 4,7 persen pada 2024, Kota Tidore Kepulauan tetap menghadapi tantangan untuk menurunkan angka tersebut sesuai target pemerintah pusat, yakni di bawah 14 persen.
“Gerakan Cegah Stunting ini bertujuan meningkatkan kualitas hidup generasi muda agar dapat tumbuh optimal, sekaligus memperkuat komitmen bersama dalam mewujudkan Kota Tidore Kepulauan yang sehat dan sejahtera,” tutur Saiful.
uyun/MC Tidore