- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 22:45 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Kamis, 10 Juli 2025 | 10:38 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 1K
Lumajang, InfoPublik — Di ujung timur Dusun Kokapan 1, Desa Rojopolo, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang, terbentang sebuah jembatan kecil yang menjadi urat nadi warga menuju ladang, pasar, dan sekolah.
Jembatan sepanjang empat meter dan lebar 2,5 meter ini bukan hasil proyek besar bernilai miliaran, melainkan dibangun bertahun lalu melalui anggaran desa yang terbatas dan kerja bakti warga.
Kini, seiring usia yang menua dan struktur yang lapuk, kebutuhan untuk memperbaikinya menjadi mendesak. Melalui musyawarah dusun, perbaikan jembatan pun disepakati menjadi prioritas penggunaan Dana Desa (DD) tahap berjalan, dengan dukungan swadaya warga dan pendampingan TNI.
“Ini contoh penggunaan Dana Desa yang langsung menyentuh kebutuhan warga. Kami alokasikan sebagian untuk material, sementara tenaga kerja berasal dari warga, dan Babinsa ikut mendampingi,” ujar Kepala Dusun Kokapan 1, Siswanto, ketika dihubungi pada Kamis (10/7/2025).
Menanggapi hal itu, Babinsa Koramil 0821-12/Jatiroto, Serda Hanung Rudianto, hadir sejak awal dalam pembangunan ini. Ia mendampingi koordinasi, menata urutan pengerjaan, bahkan membantu distribusi material ke lokasi yang sulit dijangkau kendaraan.
“TNI punya kewajiban membantu mengatasi kesulitan rakyat. Di desa, tantangannya bisa bermacam-macam. Kalau jalur utama seperti jembatan ini rusak, maka semua aktivitas warga akan terganggu,” jelas Serda Hanung.
Dengan total anggaran sekitar Rp18 juta dari Dana Desa, ditambah gotong royong warga dan dukungan logistik dari Koramil, jembatan tersebut berhasil diperbaiki dalam waktu tiga hari. Tidak ada seremoni mewah, hanya keringat, tawa ringan, dan rasa kebersamaan yang menguatkan warga.
Bagi masyarakat Kokapan, jembatan ini bukan sekadar sarana fisik, tetapi simbol konektivitas dan kemandirian desa. “Kami tidak menunggu bantuan besar. Yang penting kami kompak, dan negara hadir meski dalam bentuk satu orang Babinsa. Itu sudah cukup,” ungkap Pak Karim, seorang petani yang aktif gotong royong sejak hari pertama.
Perbaikan Jembatan Kokapan menjadi bukti bahwa pembangunan desa tidak selalu membutuhkan anggaran besar. Yang utama adalah pengelolaan tepat sasaran, partisipasi masyarakat, serta sinergi antara pemerintah desa, TNI, dan masyarakat. Ketika Dana Desa digunakan untuk kebutuhan nyata dan TNI hadir bukan hanya sebagai simbol, maka pembangunan tidak lagi sekadar wacana.
(MC Kab. Lumajang/Pendim 0821/Wy/An-m)