- Oleh MC PROV GORONTALO
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 17:12 WIB
: Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail saat membuka puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 Provinsi Gorontalo di Outdoor City Mall Gorontalo, Jumat (11/7/2025). (Foto : Mila)
Oleh MC PROV GORONTALO, Sabtu, 12 Juli 2025 | 08:16 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 196
Kota Gorontalo, InfoPublik – Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, menegaskan lima masalah mendesak yang harus menjadi prioritas bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) serta seluruh pemangku kepentingan daerah.
Pernyataan itu disampaikan Gusnar, saat membuka puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 Provinsi Gorontalo di Outdoor City Mall Gorontalo, Jumat (11/7/2025).
Gusnar mengatakan, bahwa Harganas tidak boleh sekadar menjadi acara seremonial belaka, namun harus dimanfaatkan untuk mengingatkan semua pihak agar fokus pada aksi nyata di lapangan.
"Penanganan masalah krusial tidak bisa hanya dibahas di ruang rapat. Kita harus turun langsung ke masyarakat," tegasnya.
Masalah pertama yang diangkat Gusnar adalah tingginya angka stunting di Gorontalo.
Ia mengkritik penanganan stunting yang kerap bersifat temporer, seperti pembagian biskuit atau susu sekali minum tanpa keberlanjutan.
"Seharusnya, bantuan diberikan secara berkelanjutan, misalnya dengan membagikan susu dalam kaleng," ujarnya.
Problem kedua adalah rendahnya pemahaman orang tua tentang pola asuh anak di era digital.
Gusnar menyoroti maraknya anak di bawah umur yang memiliki gawai tanpa pengawasan memadai, berpotensi mengganggu perkembangan mereka.
"Keluarga harus lebih aktif membimbing anak dalam menggunakan teknologi," tegasnya.
Gusnar juga menyoroti minimnya peran ayah dalam pengasuhan anak sebagai masalah ketiga.
Fenomena itu dinilainya perlu diubah agar pengasuhan menjadi tanggung jawab bersama.
Sementara itu, masalah keempat adalah rendahnya kualitas hidup lansia.
"Banyak lansia dititipkan ke panti jompo dan diabaikan keluarga. Ini PR besar bagi kita semua," ungkapnya.
Masalah kelima yang mengemuka adalah tingginya keterlibatan remaja dalam penyalahgunaan narkoba.
Kepala BKKBN Gorontalo, Diano Tino Tandaju, memaparkan sejumlah program konkret, seperti wisuda 300 lansia dari ‘Sekolah Lansia’.
Ia pun menyerukan kolaborasi lintas sektor.
"Kami mohon dukungan perguruan tinggi, IDI, IBI, dan masyarakat untuk bersama-sama membangun gerakan keluarga berkualitas," tutup Diano.(mcgorontaloprov/simg)