- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 22:45 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Rabu, 16 Juli 2025 | 14:41 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 1K
Lumajang, InfoPublik – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang terus memperkuat upaya membentuk generasi muda yang tangguh dalam menghadapi risiko bencana. Melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), edukasi kebencanaan kini menyasar peserta didik baru jenjang menengah sebagai bagian dari kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Kegiatan ini tidak hanya menjadi bagian dari MPLS, tetapi juga merupakan media strategis untuk menumbuhkan kesadaran kolektif terhadap ancaman bencana yang nyata di wilayah Lumajang.
“Anak-anak sekolah harus menjadi garda terdepan dalam membudayakan kesadaran bencana. Bukan hanya memahami teori, tetapi juga siap secara mental dan teknis saat bencana benar-benar terjadi,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Lumajang, Erry Wahyu Kartika, saat memberikan keterangan pada Rabu (16/7/2025).
Dalam kegiatan itu, terdapat materi yang disampaikan meliputi pengenalan berbagai jenis bencana seperti letusan gunung api, banjir, dan gempa bumi, serta pentingnya keberadaan Tas Siaga Bencana, jalur evakuasi, titik kumpul, hingga sistem peringatan dini berbasis masyarakat.
Metode penyampaian materi dilakukan secara interaktif dan tidak konvensional. Pendekatan dilakukan melalui permainan edukatif, ice breaking, simulasi sederhana, dan peran tanggap darurat, sehingga siswa terlibat aktif dan memahami materi secara aplikatif.
“Kami ingin siswa tidak sekadar mendengar, tetapi mengalami secara langsung bagaimana cara merespons ketika bencana terjadi. Edukasi ini dirancang menyentuh ranah emosi, logika, dan keterampilan,” kata Erry.
Para siswa terlihat aktif berdiskusi dan antusias mengikuti simulasi, menunjukkan efektivitas pendekatan partisipatif dalam membentuk pemahaman jangka panjang.
Program edukasi kebencanaan di lingkungan sekolah merupakan bagian dari inisiatif nasional "Sekolah Aman Bencana" yang sejalan dengan prioritas pemerintah dalam pengurangan risiko bencana berbasis komunitas. Kabupaten Lumajang, yang memiliki kerentanan geografis tinggi terhadap bencana, terus berupaya menjadikan pendekatan ini sebagai budaya institusional, bukan sekadar kegiatan seremonial.
“Kami menargetkan seluruh sekolah di Lumajang, mulai dari tingkat dasar hingga menengah atas, mendapatkan edukasi serupa. Ini bukan program sesaat, melainkan bagian dari sistem perlindungan generasi muda,” tambah Erry.
Langkah BPBD Lumajang ini juga mencerminkan implementasi nyata dari Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, yang menegaskan pentingnya peran pendidikan dalam membentuk masyarakat tangguh.
Di tengah meningkatnya ancaman bencana hidrometeorologi dan geologi, pendekatan preventif berbasis sekolah menjadi salah satu solusi jangka panjang untuk meminimalkan risiko jatuhnya korban jiwa.
Komitmen Kabupaten Lumajang dalam membina generasi muda yang sadar risiko bencana merupakan kontribusi nyata terhadap ketahanan nasional. Dengan fokus pada edukasi sejak dini, daerah ini tengah menyiapkan masa depan Indonesia yang lebih siap, siaga, dan tangguh.
(MC Kab. Lumajang/RAA/An-m)