- Oleh MC KAB MERAUKE
- Jumat, 29 Agustus 2025 | 16:34 WIB
: Wabup Fauzun Nihayah. Rabu (23/7/2025) Foto: 02/McMrk
Oleh MC KAB MERAUKE, Jumat, 25 Juli 2025 | 09:42 WIB - Redaktur: Eko Budiono - 193
Merauke, InfoPublik - Aksi konkret Wakil Bupati Merauke, Fauzun Nihayah, dalam menangani fenomena anak-anak pecandu lem aibon di wilayahnya menyita perhatian publik setelah viral di berbagai platform media sosial seperti TikTok dan Facebook.
Fauzun menyatakan, menyebut anak-anak pecandu aibon sebagai bagian dari "penyakit sosial" yang memerlukan perhatian dan penanganan serius.
Salah satu kasus yang ditemui adalah seorang anak yang menderita gatal-gatal parah selama kurang lebih satu tahun tanpa penanganan medis memadai, hingga menjalar ke seluruh tubuhnya.
"Alhamdulillah, anak itu saya temukan kemudian minta dokter untuk visit sampai ke rumah. Anak itu sudah banyak perubahan," jelas Fauzun saat ditemui di Merauke, Rabu (23/7/2025).
Menyoroti masalah mendasar, Fauzun menyatakan keprihatinan utama berikutnya adalah fakta bahwa anak-anak ini tidak bersekolah.
Fauzun menegaskan, pihaknya wajib memproteksi dan memastikan semua anak Papua, termasuk korban penyalahgunaan aibon itu agar mendapatkan akses pendidikan.
Solusi yang diusung adalah program "Sekolah Rakyat".
"Upaya yang harus kita lakukan adalah sekolah rakyat. Sekolah rakyat menjadi salah satu alternatif anak-anak kita asramakan. Anak-anak tidak boleh biarkan masuk keluar suka-suka tapi kita bina dengan di asrama nanti," tegasnya.
Untuk mewujudkan Sekolah Rakyat itu, Pemerintah Kabupaten Merauke berencana memanfaatkan sebagian gedung SMKN 2 Merauke yang dinilai kurang terpakai akibat jumlah siswa yang sedikit.
"Kemarin dari pusat didampingi dari Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan sudah melakukan pengecekan. Kalau kita bangun dari awal itu akan sulit sehingga kita gunakan fasilitas yang sudah ada," katw Fauzun.
Fauzun menekankan bahwa anak-anak pecandu aibon tidak bisa dibiarkan terus-menerus tanpa sekolah dan bergantung pada zat adiktif tersebut, terlebih dengan kondisi orang tua yang seringkali abai.
Ia mengungkapkan, data yang mencengangkan: laporan yang masuk ke pihaknya mencatat sudah ada 253 anak pecandu lem aibon yang tersebar di berbagai titik dalam Kota Merauke.(McMrk/02/Ngr)