- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 22:45 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Rabu, 6 Agustus 2025 | 23:02 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 150
Lumajang, InfoPublik – Dari ketinggian 850 meter di atas permukaan laut, hamparan hijau Bukit Jenggolo di Desa Wonokerto, Kecamatan Gucialit, menawarkan panorama Gunung Semeru yang gagah berpadu dengan kerlip lampu Kota Lumajang. Inilah wajah baru wisata Lumajang yang lahir dari semangat gotong royong warga, yakni Agrowisata Bukit Jenggolo.
Berjarak sekitar 30 menit dari pusat kota, destinasi ini diresmikan Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menyebut Bukit Jenggolo bukan sekadar wisata alam, melainkan simbol pemberdayaan desa dan ekonomi masyarakat.
"Ini luar biasa, Semeru terlihat jelas dan ada city light. Bukit Jenggolo adalah wisata yang menghidupkan desa, menguatkan pangan, dan menyejahterakan masyarakat," ujar Indah di Agrowisata Bukit Jenggolo pada Selasa (5/8/2025).
Pengembangan Bukit Jenggolo dilakukan sepenuhnya oleh warga Desa Wonokerto dengan dana desa dan kerja bakti, tanpa melibatkan investor besar. Potensi lokal seperti embung desa, kolam ikan, dan kebun hortikultura disatukan menjadi kawasan agrowisata yang memberi manfaat ekonomi langsung bagi warga.
Bupati Indah menegaskan bahwa pengembangan wisata berbasis desa menjadi kunci kebangkitan ekonomi lokal. "Kalau semua desa punya wisata berbasis potensi lokal seperti ini, lapangan kerja terbuka, ekonomi bergerak, dan desa akan bangkit," katanya.
Keberadaan Bukit Jenggolo menjadi bukti keberhasilan program “Satu Desa, Satu Wisata” Pemkab Lumajang, yang selaras dengan agenda pembangunan berkelanjutan (SDGs Desa), terutama dalam ketahanan pangan, ekonomi inklusif, dan pelestarian ekosistem.
Kepala Desa Wonokerto, Tupin, menyampaikan bahwa konsep ini menggabungkan wisata, sumber pangan, dan usaha lokal. "Kolam untuk ikan, kebun untuk sayur, dan warung untuk warga sekitar. Semua dikelola secara mandiri agar tetap alami," ungkapnya.
Selain wisata alam, Bukit Jenggolo menjadi ruang edukasi bagi pelajar. Mereka diajak mengenal pertanian, konservasi air, dan pelestarian alam melalui jalur trekking serta zona edukasi. Fasilitas yang tersedia meliputi kolam pemancingan, area berkemah, spot matahari terbenam, warung kuliner lokal, dan gardu pandang menghadap Semeru.
Kawasan ini dibuka setiap akhir pekan, Jumat hingga Minggu. Senin sampai Kamis ditutup untuk perawatan alam, memastikan keberlanjutan ekosistem. Konsep ini menjadikan Bukit Jenggolo sebagai wisata yang tidak hanya indah, tetapi juga berkelanjutan.
(MC Kab. Lumajang/Ard/An-m)