- Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 23:27 WIB
: Festival Iswadi 2025 Jadi Bukti Nyata Sinergi UGM dan Masyarakat Kei Kecil Timur. foto : Dani
Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA, Kamis, 7 Agustus 2025 | 00:04 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 211
Langgur, InfoPublik – Festival Iswadi 2025 menjadi ajang kolaborasi inspiratif antara mahasiswa Kuliah Kerja Nyata–Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) dan masyarakat setempat. Festival ini meriah dengan pertunjukan seni budaya, pameran produk lokal, dan semangat gotong royong yang mengakar kuat di tengah warga.
Pelaksana Tugas Camat Kei Kecil Timur, Pius Frits Dirwot Wokanubun, menyebut Festival Iswadi sebagai wujud nyata sinergi perguruan tinggi dan masyarakat dalam mengangkat seni, budaya, serta potensi lokal.
"Ini bukan sekadar hiburan, tapi momentum strategis untuk mempromosikan kearifan lokal dan semangat gotong royong masyarakat Iswadi, Wain Baru, dan Disuk," ujar Pius di Lapangan SD Naskat Iswadi, Kecamatan Kei Kecil Timur, Maluku Tenggara, Selasa (5/8/2025)
Kehadiran mahasiswa UGM dinilai membawa dampak signifikan, khususnya dalam pemberdayaan pemuda, pelestarian lingkungan, dan pengembangan pariwisata berbasis budaya. Program ini selaras dengan visi pembangunan daerah yang mengedepankan potensi lokal.
Festival Iswadi menjadi puncak dari serangkaian kegiatan KKN-PPM UGM, di antaranya:
"Mahasiswa UGM telah memicu ide-ide kreatif yang manfaatnya langsung dirasakan warga," tambah Frits. Ia berharap program serupa dapat diperluas ke 18 ohoi (desa) lain yang belum terjangkau.
Ia juga mengapresiasi peran tokoh adat, pemuda, perempuan, dan seluruh masyarakat yang mendukung festival ini. Ia menegaskan bahwa modal sosial ini menjadi fondasi kemitraan berkelanjutan antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat.
Selain itu, ia berpesan agar mahasiswa UGM terus menjaga hubungan baik dengan masyarakat Kei Kecil Timur, menjadikan pengalaman KKN ini sebagai landasan pembangunan jangka panjang.
Pemerintah daerah berharap festival ini menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk membangun kolaborasi serupa.
"Sinergi antara kampus dan masyarakat adalah kunci percepatan pembangunan berbasis kearifan lokal," pungkasnya.
.MC.Maluku Tenggara/Adolof Labetubun.