- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 22:45 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Kamis, 7 Agustus 2025 | 11:39 WIB - Redaktur: Juli - 2K
Lumajang, InfoPublik – Menjaga denyut nadi pelayanan publik agar tetap seirama dengan kebutuhan rakyat, Bupati Lumajang Indah Amperawati (Bunda Indah) memimpin langsung Apel Pagi di Kecamatan Senduro dalam agenda Sehatri Ngantor di Kecamatan Terpadu (Setor Madu). Langkah ini bukan sekadar simbol kehadiran pimpinan daerah, tetapi perwujudan nyata dari kepemimpinan transformatif yang hadir langsung di ruang kerja pelayanan terdepan: desa.
“Ini bukan soal rutinitas apel. Saya datang untuk memastikan bahwa masyarakat benar-benar merasakan negara hadir melalui pelayanan publik yang cepat, tepat, dan ramah,” ujar Bunda Indah tegas.
Dalam banyak daerah, pelayanan publik kerap terjebak dalam tumpukan prosedur, formalitas, dan kurangnya empati. Melalui program Setor Madu, Pemerintah Kabupaten Lumajang membalik pendekatan klasik birokrasi menjadi lebih partisipatif dan terbuka. Bupati turun langsung untuk mendengar, mengevaluasi, dan menyemangati aparatur desa sebagai ujung tombak negara di level paling bawah.
“Kalau kita tidak turun, kita hanya mendengar laporan yang bisa jadi tidak menggambarkan kondisi riil. Saya ingin menyentuh langsung denyut pelayanan kita,” ujar Bunda Indah dalan arahannya, Rabu (6/8/2025).
Model ini menjadi representasi dari bottom-up leadership, di mana pemimpin merespons langsung dinamika di lapangan, bukan hanya menunggu data dari meja kerja.
Bunda Indah juga menekankan bahwa pelayanan yang baik lahir dari kultur kerja yang tulus dan sederhana, bukan dari gemerlap seremoni atau penyambutan yang berlebihan. “Kita hilangkan budaya pelayanan yang berorientasi pada penyambutan formalitas. Lebih penting adalah semangatnya: melayani dengan hati,” ucapnya.
Hal ini menunjukkan bahwa reformasi birokrasi tidak hanya soal sistem, tetapi juga mindset aparatur pemerintah.
Dalam konteks global saat ini, pelayanan publik dituntut untuk semakin agile dan berbasis pada kepuasan masyarakat. Bupati Lumajang menegaskan bahwa kecamatan dan desa tidak boleh hanya menjadi pelaksana perintah, melainkan juga pelopor solusi lokal, cepat merespons persoalan warga, dan adaptif terhadap perubahan sosial.
“Warga tidak butuh banyak janji, mereka hanya ingin masalahnya cepat ditangani. Di sinilah pentingnya respons cepat dan akurat dari lini pelayanan paling bawah,” katanya.
Program Setor Madu juga menjadi ruang pembelajaran langsung bagi ASN untuk tidak hanya bekerja sesuai SOP, tapi juga mampu berinovasi dalam menyederhanakan birokrasi tanpa kehilangan akuntabilitas. Bunda Indah berharap pendekatan ini dapat melahirkan generasi aparatur yang empatik, adaptif, dan solutif.
“ASN kita bukan hanya mesin administratif. Mereka adalah jembatan antara harapan masyarakat dan kerja negara. Saya ingin para ASN desa merasakan pentingnya tugas mereka, bukan sekadar pekerjaan, tapi panggilan pelayanan,” jelasnya. (MC Kab. Lumajang/Fb/An-m)