- Oleh MC PROV RIAU
- Rabu, 27 Agustus 2025 | 10:47 WIB
: Dialog bersama kader Keluarga Berencana (KB) se-Kota Malang di Gedung Mini Block Office, Selasa (12/8/2025)/ MC Malang.
Oleh MC KOTA MALANG, Kamis, 14 Agustus 2025 | 06:21 WIB - Redaktur: Jhon Rico - 168
Malang, InfoPublik - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, memaparkan lima program unggulan Quick Wins dalam dialog bersama kader Keluarga Berencana (KB) se-Kota Malang di Gedung Mini Block Office, Selasa (12/8/2025).
Kelima program tersebut adalah Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Lansia Berdaya (Sidaya), platform digital informasi dan konseling Ai–Superapps, serta Gerakan Ayah Teladan Indonesia (Gati).
Program ini dirancang untuk menjawab tantangan keluarga Indonesia di berbagai tahap kehidupan sekaligus mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam peningkatan kualitas hidup keluarga.
Salah satu isu yang menjadi sorotan adalah meningkatnya keinginan perempuan Indonesia untuk hidup tanpa anak (child free). Berdasarkan data Kemendukbangga/BKKBN, setidaknya 71 ribu perempuan memilih opsi tersebut dengan alasan beragam, mulai dari keterbatasan ekonomi, fokus pada karier, hingga perubahan pola pikir terhadap peran keluarga.
“Ini menjadi sinyal bahwa negara harus hadir. Saya menghormati pilihan tersebut, tapi pemerintah juga perlu memberi solusi. Karena itu kami hadirkan Tamasya, tempat penitipan anak yang terintegrasi dan ramah perempuan pekerja,” ujar Wihaji.
Ia menambahkan, Kemendukbangga telah menggandeng enam kementerian untuk menyukseskan program ini. Salah satunya Kementerian Lingkungan Hidup, yang mendorong perusahaan di sektor lingkungan hidup seperti perkebunan sawit menyediakan fasilitas penitipan anak yang aman dan memadai.
“Salah satu syaratnya harus ada Tamasya, agar anak-anak tetap mendapatkan pendidikan sementara orang tuanya bekerja. Dengan begitu, mereka tidak perlu keluar kerja dan anak tetap mendapat pola asuh yang baik,” jelas dia.
Selain itu, Wihaji menekankan pentingnya pencegahan stunting melalui program Genting yang menyasar keluarga dengan kebutuhan dasar belum terjangkau bantuan pemerintah.
Ia mengajak semua pihak, mulai dari dunia usaha, BUMN, penyuluh KB, hingga masyarakat, untuk terlibat dalam semangat pentahelix.
“Stunting bukan hanya karena gizi yang kurang. Karena itu kita ‘keroyokan’, kita punya orang tua asuh yang bisa mendukung air bersih, sanitasi, dan mencegah pernikahan dini,” tegas dia.
Dalam kunjungan kerjanya di Kota Malang, Wihaji juga meninjau layanan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kecamatan Klojen.
Ia memantau distribusi makanan bergizi bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan balita yang belum mengakses layanan PAUD. Secara nasional, tercatat hampir 8,6 juta sasaran program Makanan Bergizi (MBG), dan lebih dari 200 ribu telah menerima manfaat.
“Tugas kami adalah mendata sasaran MBG, mendistribusikan melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK), dan mengevaluasi jalannya program ini,” ujar dia.
Sekretaris Daerah Kota Malang, Erik Setyo Santoso, menyampaikan bahwa kunjungan Menteri Wihaji menjadi momentum bagi daerah untuk memperoleh dukungan, bimbingan, dan masukan konstruktif dalam mengembangkan program peningkatan kualitas hidup keluarga.
“Mari bersama kita sukseskan Program Quick Wins untuk mewujudkan keluarga sejahtera dan berkualitas,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, turut diserahkan bantuan simbolis untuk mendukung program Genting, di antaranya penyediaan akses air bersih dan edukasi gizi seimbang dari PT Danone Indonesia; Program Multifarious Stunting Intervention (MSI) dari Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF), serta dukungan jamban sehat dari Kadin Kota Malang dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC HIPMI) Kota Malang.
(Ari)