- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 22:45 WIB
: Ketua TP PKK Kabupaten Lumajang, Dewi Natalia Yudha Adji Kusuma, saat memberikan sambutan dalam acara Edukasi Peningkatan Kualitas Keluarga di Graha Nagara Bhakti, Kantor BKD Lumajang, Senin (25/8/2025).
Oleh MC KAB LUMAJANG, Selasa, 26 Agustus 2025 | 08:23 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 1K
Lumajang, InfoPublik – Kesetaraan gender dan perlindungan hak anak menjadi prioritas utama dalam pembangunan keluarga di Lumajang.
Hal itu ditegaskan Ketua TP PKK Kabupaten Lumajang, Dewi Natalia Yudha Adji Kusuma, saat memberikan sambutan dalam acara Edukasi Peningkatan Kualitas Keluarga di Graha Nagara Bhakti, Kantor BKD Lumajang, Senin (25/8/2025).
Dewi Natalia menegaskan bahwa kesetaraan gender bukan sekadar isu formal, melainkan fondasi untuk menciptakan generasi yang berkualitas dan berkeadilan. Menurutnya, keberhasilan upaya ini hanya bisa terwujud melalui kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan keluarga.
“Kesetaraan gender bukan hanya soal perempuan, tetapi tentang menciptakan masyarakat yang adil dan menghargai hak setiap individu. Tanpa kerja sama semua pihak, upaya ini tidak akan berhasil,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya kebijakan pemerintah yang mendukung kesetaraan gender, melindungi perempuan dari kekerasan, memperluas akses pendidikan dan pekerjaan, serta mendorong keterwakilan perempuan dalam politik. Masyarakat pun didorong aktif menghapus perilaku diskriminatif, mendukung kebijakan inklusif, dan mengampanyekan kesadaran gender.
Menurut Dewi Natalia, keluarga merupakan ujung tombak dalam membangun kesadaran gender. Pengasuhan yang menghormati hak anak, menolak kekerasan, serta menanamkan nilai keadilan akan mencetak generasi percaya diri, kreatif, dan mampu mengembangkan potensi.
Ia juga mengingatkan agar bahasa diskriminatif dan stereotip gender yang membatasi peran anak dihapuskan. Tantangan kesetaraan masih nyata, termasuk sistem patriarki, kesenjangan ekonomi, keterbatasan akses pekerjaan, rendahnya keterwakilan politik, hingga dampak psikologis pada perempuan dan anak.
“Tantangan itu nyata, tetapi justru menjadi motivasi bagi kita untuk memperkuat kolaborasi dan inovasi, memastikan perempuan dan anak-anak mendapat kesempatan serta perlindungan yang layak,” tegasnya.
Dewi Natalia menambahkan, edukasi kesetaraan harus diterapkan hingga level keluarga agar manfaatnya terasa nyata. Ia menekankan bahwa kesetaraan gender adalah isu pembangunan manusia yang berdampak langsung pada kualitas bangsa.
“Landasi upaya ini dengan ikhlas, cerdas, dan tuntas. Dengan begitu, generasi bangsa yang unggul dan berkualitas akan lahir, siap menghadapi tantangan Indonesia Emas,” pungkasnya.
(MC Kab. Lumajang/An-m)