- Oleh MC KAB LUMAJANG
- Sabtu, 30 Agustus 2025 | 22:45 WIB
:
Oleh MC KAB LUMAJANG, Selasa, 19 Agustus 2025 | 15:43 WIB - Redaktur: Tri Antoro - 19K
Lumajang, InfoPublik – Setelah 35 hari menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif 92, sekelompok mahasiswa resmi mengakhiri masa pengabdian mereka di Desa Tukum, Kecamatan Tekung, Kabupaten Lumajang. Program ini bukan sekadar tugas akademik, melainkan wujud nyata pengabdian sosial yang memberi manfaat langsung bagi masyarakat.
Sejak kedatangan awal, para mahasiswa disambut hangat warga desa. Mereka terlibat dalam aktivitas keseharian, ikut merasakan semangat gotong royong, sekaligus mendampingi pemerintah desa dalam berbagai program pembangunan. Salah satu kontribusi penting adalah penyusunan Peta Desa Tukum yang akan menjadi dokumen vital bagi perencanaan wilayah.
Koordinator Desa KKN Kolaboratif 92, Farras Avrilla Daffa Wahyudi, mengungkapkan kesannya selama pengabdian.
“Kami sempat merasa asing, tetapi sambutan masyarakat membuat kami cepat merasa diterima. Terima kasih Desa Tukum atas penerimaan, kebersamaan, dan cinta yang kalian berikan. Kami datang sebagai orang asing, dan kini pulang sebagai keluarga,” ujarnya.
Sekretaris KKN Kolaboratif 92, Dewi Setya Rini, menambahkan bahwa pengalaman ini bukan sekadar laporan akademik, tetapi juga pelajaran hidup.
“Kami belajar arti keluarga yang sesungguhnya di sini. Tawa, lelah, hingga cerita sehari-hari bersama warga menjadi bagian hidup yang sulit dilupakan,” katanya.
Masyarakat Tukum pun merasakan ikatan emosional dengan mahasiswa. Anak-anak desa menanti kehadiran mereka setiap sore, sementara para orang tua menganggap para mahasiswa sebagai bagian dari keluarga.
Kepala Desa Tukum, Susanto atau akrab disapa Cak Santo, memberikan apresiasi tinggi atas kontribusi mahasiswa.
“Kami sangat berterima kasih karena adik-adik mahasiswa telah memberikan tenaga, ide, dan semangat baru untuk desa kami. Kehadiran mereka bukan hanya membantu pemerintah desa, tetapi juga menghidupkan kembali semangat gotong royong,” tutur Susanto, Selasa (19/8/2025).
Ia menegaskan bahwa meskipun masa pengabdian telah berakhir, hubungan emosional antara mahasiswa dan masyarakat tidak akan putus.
“Mereka sudah kami anggap seperti keluarga sendiri. Harapan kami, ilmu yang mereka bawa bisa terus bermanfaat, dan ikatan ini tetap terjaga,” ungkapnya.
Selama program berlangsung, mahasiswa juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Desa Tukum, Karang Taruna, dan organisasi kemasyarakatan desa. Semua pihak berkolaborasi, membuktikan bahwa kebersamaan adalah kunci keberhasilan pengabdian.
Kehadiran mahasiswa KKN Kolaboratif 92 meninggalkan jejak yang lebih dari sekadar fisik. Mereka menanamkan semangat kebersamaan, mempererat hubungan sosial, dan mengingatkan bahwa pembangunan desa bukan hanya tentang infrastruktur, tetapi juga tentang membangun manusia.
Bagi mahasiswa, Desa Tukum telah menjadi “kampus kehidupan” yang mengajarkan nilai pengabdian, kesabaran, dan kearifan lokal. Bagi masyarakat, kehadiran mahasiswa menjadi bukti nyata bahwa generasi muda masih peduli dan siap turun langsung membangun dari akar rumput.
Kini, meski perpisahan telah tiba, ikatan hati antara mahasiswa dan masyarakat Desa Tukum diyakini tidak akan terputus. Mereka datang sebagai orang asing, pulang sebagai keluarga dan di situlah letak nilai sejati dari pengabdian.
(MC Kab. Lumajang/KIM Tukum Mandiri/KKN Kolaboratif 92/An-m)